JAKARTA - Era elektrifikasi sekarang menjadi tren besar di industri otomotif global. Sudah banyak produsen otomotif yang pelan-pelan mulai beralih ke kendaraan listrik.
Dalam diskusi khusus yang digelar oleh GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, bersama dengan perwakilan pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup serta Dirjen ILMATE, Taufiek Bawazier menyebutkan bahwa elektrifikasi menjadi acuan besar industri global, terutama dalam hal alat angkutan atau transportasi, otomotif dan isu lingkungan.
Dalam pembahasan awal, disebutkan saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih didominasi oleh penggunaan kendaraan dengan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE). Sementara untuk kendaraan dengan sistem elektrifikasi berbasis baterai, masih belum ada 0,1 persen.
Menurut Taufiek Bawazier, Kondisi ini menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia, bahkan lebih luas lagi di level global. Di saat yang bersamaan ini tentu menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional. Mengingat kita yang masih terlalu berfokus untuk komponen kendaraan ICE.
BACA JUGA:
"Perlu kita lihat ke pasar global, selain menghadapi tantangan besar soal bagaimana industri otomotif nasional berganti ke elektrifikasi otomotif, juga menjadi kesempatan bagi produsen komponen otomotif nasional untuk mulai berganti ke untuk mencari komponen yang bisa mereka produksi untuk kendaraan listrik," kata Taufik dalam rilis yang diunggah di website GIIAS.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan, jika kita masih terlalu asik dengan produksi komponen kendaraan ICE, maka ini akan menyulitkan Indonesia menghadapi sesi phase out.
"Negara-negara lain yang punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif, sudah mencanangkan bahwa 2035 adalah batas dari kendaraan ICE beredar di negara mereka. Kalau kita tidak pandai melihat potensi ini, maka kita akan tertinggal dalam industri otomotif terkhusus untuk isu elektrifikasi," tambahnya.
Menurutnya, jika produsen komponen dan otomotif tidak mulai melakukan perpindahan perlahan dan adaptasi dengan teknologi terbaru di industri otomotif global, maka hal tersebut akan jadi ancaman besar.
"Berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada tahun 2030 sebanyak 25,8 juta unit dan menghasilkan emisi 92.2 juta ton CO2. Dalam rangka dukungan pengurangan Emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No. 36 Tahun 2021," paparnya.