Bagikan:

JAKARTA - Industri otomotif global saat ini dihadapkan fenomena sejumlah produsen yang memutuskan menunda rencananya untuk menghadirkan mobil elektrifikasi murni untuk masa mendatang.

Beberapa pabrikan seperti Volvo, Volkswagen, dan Mercedes-Benz memutuskan telah menyesuaikan strategi terkait produksi EV mereka. Bahkan, sebagian di antaranya harus menunda peluncuran kendaraan listrik terbaru mereka. Ternyata, pabrikan lain juga merasakan imbas dari menurunnya pasar tersebut.

Salah satu contohnya ialah Jaguar. Meskipun mereka tetap pada komitmennya dalam peralihan elektrifikasi murni, jalan yang ditempuh alami tantangan yang berat.

Managing Director Jaguar Land Rover (JLR) Rawdon Glover, mengakui masa peralihan dari bensin murni menuju EV sepenuhnya membuat pabrikannya merasa frustasi.

"Ini benar-benar membuat frustasi berpindah ke EV,” kata Glover dikutip dari Top Gear, Rabu, 11 September.

Sejak Jaguar mengambil keputusan dalam peralihan elektrifikasi murni, merek tersebut dihadapkan pada sejumlah keputusan, melanjutkan menjual kendaraan ICE murni atau menghadapi penurunan penjualan dengan tetap menghadirkan kendaraan listrik. Pabrikan memilih opsi terakhir.

Jaguar berencana melakukan hal ini dengan menindaklanjuti komitmennya terhadap elektrifikasi, yang merupakan langkah berani mengingat banyak produsen mobil yang membatalkan rencana kendaraan listrik mereka.

Tantangan merek asal Inggris ini lainnya ialah meningkatkan citra merek dari premium ke brand super mewah yang tentunya tidak meningkatkan penjualan, kecuali berhasil menjual salah satu modelnya dengan harga lebih dari 120.000 poundsterling (Rp2,422 miliar).

“Dengan setiap keputusan yang kami ambil, kami bertanya 'apakah ini akan membuat orang-orang berpikir tentang Jaguar seperti yang kami butuhkan?' Jika hal itu tidak membuat mereka mau membayar 120.000 poundsterling, kami tidak akan melakukannya,” tambah Rawdon.

Beberapa waktu terakhir, merek berlogo hewan Jaguar ini memutuskan untuk menghentikan sejumlah model bermesin bensin, seperti XE, XF, dan F-Type demi memuluskan rencananya tersebut.

Namun pabrikan tersebut juga menghentikan produksi dari EV pertamanya, I-Pace di pabrik Magna Steyr, Austria karena dinilai tidak menguntungkan