Bagikan:

JAKARTA - Aplikasi Muslim Pro, jadi perbincangan warganet terkait dugaan menjual data pribadi penggunanya ke pihak Militer Amerika Serikat (AS). Pihak pengembang dari aplikasi itu pun membantah tudingan yang disebutkan itu. 

Dengan tegas, Muslim Pro menyatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar. Muslim Pro telah berkomitmen untuk melindungi data privasi para penggunanya.

"Laporan media yang beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke Militer AS. Ini SALAH dan TIDAK BENAR," tulis Muslim Pro di website miliknya, Rabu, 18 November.

Pengembang Muslim Pro mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah sekalipun menjual atau membagikan data lokasi penggunanya. Di mana aplikasi yang menyediakan fitur seperti pengatur waktu salat, pengingat adzan, dan Al-Qur'an dengan terjemahan ini telah mematuhi standar privasi dan perlindungan data selama 10 tahun. 

"Muslim Pro berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna kami. Ini adalah masalah yang kami tangani dengan sangat serius," tulis Muslim Pro dalam keterangan resminya.

Selain itu, pihak Muslim Pro juga menegaskan akan mengakhiri kerja sama dengan pihak ketiga. Termasuk perusahaan bernama X-Mode yang disebut mengalirkan data pengguna Muslim Pro ke militer AS.

"Kami akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna kami dapat menjalankan ibadah mereka dengan ketenangan pikiran, yang tetap menjadi satu-satunya misi sejak Muslim Pro dibuat," lanjut pihak Muslim Pro.

"Kami mohon maaf kepada semua pengguna kami atas kekhawatiran bahwa laporan ini telah menyebabkannya dan kami dapat mengonfirmasi bahwa data Anda aman bersama kami," pungkasnya.

Aplikasi Muslim Pro diketahui telah menjangkau hampir 100 juta pengguna di lebih dari 216 negara seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Aplikasi Muslim Pro (Google Play Store)

Namun baru-baru ini, berdasarkan hasil investigasi media asal AS, Motherboard, menyebutkan jika aplikasi Muslim Pro telah mengirimkan sejumlah data pengguna termasuk lokasi kepada pihak ketiga, yakni X-Mode. Kumpulan data lokasi pengguna Muslim Pro dijual oleh X-Mode ke sejumlah pihak, termasuk Departemen Pertahanan AS

Bahkan dalam sebuah pernyataan, Senator AS, Ron Wyden mengatakan kepada Motherboard bahwa X-Mode memang menjual data lokasi yang diambil ponsel di wilayah Amerika Serikat ke militer AS.

"Dalam panggilan telepon September lalu, pengacara X-Mode mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menjual data yang dikumpulkan dari pengguna ponsel di Amerika Serikat ke militer AS melalui departemen pertahanan," ungkap Wayden, seperti dikutip dari Vice.