JAKARTA - Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan siap mengoperasikan lebih dari 5.000 armada kendaraan listrik di Indonesia. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan Grab dalam implementasi Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2019 tentang kendaraan berbasis listrik (KBL).
"Grab ikut mendukung visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen di tahun 2030, melalui inisiatif tersebut, kami saat ini sudah meluncurkan dan mengoperasikan lebih dari 5.000 armada kendaraan berbasis listrik," ujar Ridzki dalam acara peringatan Hari Listrik Nasional ke-75, secara virtual, Selasa, 3 November.
Dari segi biaya operasi, menurut Ridzki, penggunaan kendaraan listrik dinilai lebih hemat dibandingkan dengan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. Penghematan penggunaan bahan bakarnya hingga 30 persen dibandingkan dengan kendaraan fosil.
Meski begitu, Ridzki mengakui bahwa harga beli yang terbilang cukup tinggi menjadi salah satu isu dalam penggunaan kendaraan berbasis listrik. Grab Indonesia pun melakukan kerjasama dengan sejumlah produsen kendaraan, termasuk Kymco, Selis untuk menghadirkan operasional layanan yang lebih terjangkau.
BACA JUGA:
"Kenapa ada inovasi di sini, pertama, polanya adalah pola sewa, jadi cukup terjangkau. Kedua, dengan pola pengantaran barang dan makanan, itu produktivitasnya sangat tinggi, sehingga memang cocok untuk bisnis model seperti ini," kata Ridzki.
Saat ini Grab Indonesia akan bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Keuangan untuk membantu menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik. Khususnya pola insentif pajak perusahaan jika terus menumbuhkan ekosistem kendaraan non BBM ini.
ESDM Operasikan 10 Ribu SPBKLU
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meresmikan sejumlah lokasi charging station untuk motor listrik atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Beberapa di antaranya berada di Jakarta Selatan, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
"Diharapkan SPBKLU ini dapat menjadi salah satu solusi percepatan terbentuknya ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Melalui SPBKLU, pengisian ulang baterai dilakukan dengan lebih cepat karena dengan teknologi yang saat ini dapat dimanfaatkan," ujar Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Melalui SPBKLU pengendara dapat menukar baterai yang lama dengan baterai yang sudah terisi dari rak penyimpanan, dan hanya membutuhkan waktu penukaran sekitar 3 menit.
Sesuai dengan roadmap-nya, Kementerian ESDM pada 2025 menargetkan tersedianya 10.000 unit SPBKLU yang akan dibangun secara bertahap. Nantinya unit SPKLU akan ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat, seperti pusat perbelanjaan, area perkantoran, bandara, apartemen dan pool taksi atau yang lainnya.
"Kita dorong terus sama sama pemakaian kendaraan listrik ini. Mari kita berkendaraan listrik ke depan, supaya bisa menciptakan udara yang lebih bersih dan hemat energi," ujar Menteri Arifin.