Bagikan:

JAKARTA – National Bank of Ethiopia (NBE) menegaskan bahwa transaksi dengan menggunkan cryptocurrency masih ilegal di Ethiopia. Karenanya, bank sentral tersebut meminta warganya untuk tetap menggunakan mata uang negara, Birr Ethiopia. Pihak NBE sendiri belum mengakui mata uang kripto sebagai alat tukar resmi.

“Mata uang nasional Ethiopia adalah Birr Ethiopia, dengan setiap transaksi keuangan di Ethiopia harus dibayar dalam Birr, menurut hukum,” kata NBE.

Pihak bank sentral Ethiopia mengkhawatirkan kripto digunakan untuk transaksi ilegal dan pencucian uang di dalam negeri. NBE mendesak masyarakat untuk melaporkan kegiatan ilegal yang menggunakan cryptocurrency.

CryptoPotato melaporkan bahwa otoritas keuangan di seluruh dunia dari ECB hingga Federal Reserve telah menunjukkan keprihatinan atas penggunaan kripto dalam kejahatan keuangan, seperti perdagangan narkoba dan penghindaran sanksi.

Menurut laporan dari firma analitik Blockchain, Chainalysis, menemukan bahwa dana terlarang yang ditransfer dalam kripto meningkat dari waktu ke waktu, tetapi dengan cepat menurun sebagai bagian dari total transaksi.

Posisi kripto di Ethiopia sangat kontras dengan Republik Afrika Tengah (CAR), yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada bulan April. Negara ini sekarang berencana membangun berbagai bentuk infrastruktur untuk menanamkan kripto dalam perekonomian negara.

Namun, Bank of Central African States (CFA) yang mengatur mata dana cadangan CAR, dilaporkan menentang langkah tersebut, dan tidak diajak berkonsultasi mengenai rencana adopsi Bitcoin.

Menurut miliarder Paul Tudor Jones, bank sentral akan melakukan segala cara untuk menghentikan adopsi Bitcoin karena dinilai mengancam sistem keuangan hari ini.

“Mereka kehilangan kemampuan untuk mengontrol penciptaan dan suplai uang,” ungkap Jones.

Kendati adopsi kripto semakin meningkat, belum diketahui apakah akan ada negara lain selain El Salvador dan Republik Afrika Tengah yang akan mulai menjadikan Bitcoin sebagai alat tukar resmi negara.