Bagikan:

JAKARTA - Tak dipungkiri pandemi COVID-19 secara tidak langsung telah mendorong akselerasi digital Indonesia. Baik sektor bisnis, layanan kesehatan dan percepatan jaringan internet yang merata langsung dikebut dalam setahun terakhir. 

Berdasarkan laporan tahunan 2020 dari kabinet Joko Widodo - Ma'ruf Amin, telah menyiapkan satu portal data kesehatan sebagai ekosistem bagi masyarakat. Disebutkan sudah ada 48,3 juta keluarga yang terdaftar di portal satu data kesehatan. 

Pada September 2019, Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi Satu Data Kesehatan untuk mengintegrasikan berbagai data informasi yang akurat. Platform tersebut memuat tata kelola data kesehatan yang berkelanjutan.

Pemanfaatan teknologi untuk memudahkan akses kesehatan semakin terakselerasi di tengah pandemi COVID-19. Sebab, layanan kesehatan digital membuat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan atas kesehatan tanpa perlu keluar rumah.

Salah satunya layanan telemedicine alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin digemari di tengah pandemi yang membuat ruang gerak terbatas. Tak hanya itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) juga menghadirkan layanan telemedicine di dalam PeduliLindungi, aplikasi untuk melacak persebaran COVID-19.

Aplikasi PeduliLindungi, yang telah diluncurkan pada bulan Maret 2020, itu memiliki fitur utama untuk memetakan dan memantau pergerakan orang-orang yang pernah dinyatakan positif COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pengawasan (ODP).

Layanan Bisnis Online

Selain berfokus dalam mengembangkan portal kesehatan, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf juga telah membangun 84 pusat layanan bisnis daring dengan 8.876 produk yang telah terjual lewat marketplace. 

Dalam laporan itu disebutkan pula pemerintah telah melakukan lompatan transformasi digital untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal, dari 122 daerah tertinggal pada 2015, kini menjadi hanya 62 daerah.

Pada awal Agustus 2020, Presiden Jokowi telah mempersiapkan peta jalan transformasi digital di sektor-sektor strategis. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute yang juga pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi, langkah tersebut merupakan pintu masuk pergerakan ke ekonomi digital.

"Ini merupakan statement yang cukup bagus bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia, karena memang pandemi ini mengubah orang ke arah digital dan juga artinya bahwa ada titik-titik yang selama ini tidak kita perhatikan itu menjadi perhatian," kata Heru seperti dilansir dari Antara.

Heru juga melihat bahwa e-commerce saat ini berkembang pesat di mana masyarakat ikut berjualan dan membeli secara daring. Namun, dia menekankan bahwa pemerintah juga harus mengedepankan produk-produk nasional.

"UMKM lokal ini harus diberdayakan, produksi-produksi mereka juga harus dibina dibangun kualitasnya, karena produksi UMKM ini tidak hanya memiliki cakupan lokal, nasional, bahkan global," ujarnya

Kominfo juga mengambil langkah percepatan transformasi digital di Indonesia, mencakup pembangunan infrastruktur digital, pembuatan peta jalan transformasi digital di sektor strategis, percepatan integrasi pusat data, ketersediaan talenta digital, serta regulasi dan skema pembiayaan serta pendanaan.

Awal Oktober 2020, Kementerian Kominfo telah meluncurkan program Pelatihan Digital UMKM Indonesia, untuk memajukan dan memperkuat mitra UMKM dan ultra mikro di Tanah Air, khususnya yang berada di luar pulau Jawa terutama di wilayah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T).

Dalam upaya akselerasi transformasi digital, pada pertengahan Juli 2020, Kementerian Kominfo juga telah membuka program Digital Talent Scholarship untuk mempersiapkan talenta digital yang memiliki keahlian industri 4.0 guna menuju digital society Indonesia.