Bagikan:

JAKARTA - Ingenuity milik NASA beberapa waktu lalu menderita karena kondisi musim dingin dan debu di Mars. Mengakibatkan helikopter tersebut berhenti beroperasi dan harus berjuang bertahan hidup.

Helikopter kecil yang telah melakukan sebanyak 28 penerbangan itu, cukup menarik perhatian dunia dengan penjelajahannya di Mars yang jauh lebih berhasil daripada yang diprediksi.

Sayangnya, karena perubahan musim di Mars, dan semakin banyak debu bertebaran di atmosfer, itu menyebabkan masalah bagi Ingenuity dan mengancam masa depannya. Debu itu mengendap di panel surya helikopter, mengurangi jumlah daya yang dapat dikumpulkannya dari Matahari.

Akibat kekurangan daya, komunikasi pada Ingenuity terputus dan jam internal helikopter harus diatur ulang. Itu artinya, dia juga melewatkan check-in dengan rover Perseverance.

Ketua Tim Ingenuity Teddy Tzanetos menjelaskan, Ingenuity akan mengalami kekurangan daya yang berkelanjutan sepanjang musim dingin Mars, yang berlangsung hingga September atau Oktober.

“Tantangan seperti ini diharapkan: Setelah ratusan sol dan lusinan penerbangan di luar lima penerbangan yang direncanakan semula, helikopter bertenaga surya berada di medan yang belum dipetakan,” ungkap Tzanetos.

“Kami sekarang beroperasi jauh di luar batas desain asli kami. Secara historis, Mars sangat menantang untuk pesawat ruang angkasa (terutama pesawat ruang angkasa bertenaga surya). Setiap sol bisa menjadi yang terakhir dari Ingenuity," imbuhnya.

Melansir Digital Trends, Senin, 30 Mei, memang, ancaman utama bagi Ingenuity adalah kedinginan. Pemanas yang membuat Ingenuity tetap hangat di malam hari mengonsumi banyak daya, dan saat malam semakin dingin, mereka lebih dibutuhkan.

Namun dengan daya yang lebih kecil, Ingenuity tidak dapat lagi menjalankan pemanasnya sepanjang malam, sehingga beberapa komponennya akan turun di bawah suhu standar pada beberapa waktu. Hal itu akan merusak perangkat keras dari waktu ke waktu, tetapi sulit untuk memprediksi berapa lama komponen akan bertahan.

Sekarang, tim memprioritaskan untuk mengeluarkan semua data dari Ingenuity dan menyalinnya ke stasiun pangkalan helikopter. Tujuannya, untuk memastikan bahwa akan ada sebanyak mungkin data disimpan. Kemudian mereka ingin membuat Ingenuity tetap terbang selama mungkin.

Mereka berencana untuk melakukan uji putaran rotor helikopter sebelum penerbangan dimulai, untuk memeriksa apakah semuanya berfungsi dan tidak rusak oleh suhu dingin. Jika uji cobanya terlihat bagus, mereka akan dapat melanjutkan penerbangan ke-29 seperti yang direncanakan dalam beberapa hari ke depan.

Setiap hari, tim dan Ingenuity akan berkomunikasi dengan menghubunginya ketika kemungkinan besar memiliki kekuatan yang cukup untuk mencoba boot, dalam proses yang disebut aktivitas pencarian.

Di mana tim dapat mengatur ulang jam onboard Ingenuity dan menjadwalkan aktivitas apa pun untuk hari itu, guna memanfaatkan kekuatan yang mereka miliki.

“Semua telemetri yang di-downlink sejauh ini menunjukkan bahwa Ingenuity sehat, tanpa tanda-tanda kerusakan akibat siklus dingin semalaman. Pencarian pagi ini dilanjutkan dengan kegiatan malam hari adalah kebiasaan baru kami untuk waktu dekat," tutur Tzanetos.