JAKARTA - Apple memperkirakan perusahaannya akan mendapatkan masalah yang lebih besar terkait pasokan akibat adanya "lockdown" COVID-19 di China, yang menjadi kunci utama penyedia pasokan produk Apple serta berhentinya penjualan produk akibat adanya invasi Rusia ke Rusia.
Perusahaan memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan perusahaan akibat maslah- masalah tersebut dan akhirnya berimbas pada penurunan saham dari perusahaan raksasa teknologi itu.
Melansir Reuters dari Antara pada Jumat, 29 April masalah pasokan yang tertahan di Shanghai, China akibat adanya "lockdown" imbas COVID-19 membuat pihaknya kekurangan langkah untuk mengambil pilihan baru.
Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook namun optimistis jika China sudah kembali dibuka aksesnya oleh pemerintah setempat, maka perakitan akhir produk Apple akan kembali dikerjakan meski belum dipastikan kapan aksi "lockdown" di Negeri Tirai Bambu itu berakhir.
Ia berharap masalah ini tidak akan berlarut- larut dan berlangsung sementara sehingga dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Terkait imbas invasi Rusia ke Ukraina, Chief Financial Officer (CFO) Apple Luca Maestri pernah mengungkap akibat masalah itu penurunan penjualan yang lebih besar akan terjadi pada kuartal ketiga fiskal.
BACA JUGA:
Dia mengatakan kepada analis bahwa masalah rantai pasokan akan merugikan penjualan di kuartal tersebut sebesar 4 miliar hingga 8 miliar dolar AS dan secara substansial ia memperkirakan akan terjadi pukulan yang lebih telak dibanding kuartal kedua.
Di tengah kondisi pandemi yang mulai membaik, nampaknya ini bukan menjadi kabar baik bagi Apple karena orang- orang sudah mulai melakukan kegiatan secara hibrida sehingga dana yang dialokasi untuk pembelian gawai cenderung akan menurun.
Misalnya seperti yang disebutkan Apple bahwa penjualan iPad turun 2 persen menjadi 7,65 miliar dolar AS karena kendala rantai pasokan.
Meski demikian untuk aksesoris pelengkap justru masih memiliki permintaan yang cukup baik dari pasar, misalnya pada perangkat pengeras suara Apple mencatat terjadi kenaikan penjualan 12 persen menjadi 8,8 miliar dolar AS.