Bagikan:

JAKARTA - India sepertinya tak ingin ketinggalan dari para raksasa Silicon Valley, Amerika Serikat (AS). Kabarnya, negara tersebut berencana akan membuat toko aplikasi seperti Google Play Store dan Apple App Store.

Hal ini bukan sekadar wacana, sebab pernyataan itu mengacu pada permintaan dari pengusaha teknologi untuk meluncurkan toko aplikasi digital India. Tidak hanya itu, pemerintah juga menanggapi protes yang berkembang terhadap dominasi raksasa teknologi AS Google dan Apple di pasar layanan digital negara asal film Bollywood itu.

Permintaan tersebut didorong juga oleh pengumuman Google yang akan segera memberlakukan komisi 30 persen untuk pembelian dalam aplikasi.

Mengutip Reuters, Jumat 2 Oktober, sejatinya, India sudah memiliki toko aplikasi untuk aplikasi yang berpusat pada pemerintahan. Menurut salah satu pejabat India, toko aplikasi yang sudah ada ini dapat ditingkatkan untuk memulai.

Diketahui, toko aplikasi itu dikembangkan oleh Center for Development of Advanced Computing (CDAC), yang menampung seperti aplikasi e-governance Umang, aplikasi kesehatan Aarogya Setu dan aplikasi penyimpanan DigiLocker. Selain itu, para pengembang aplikasi juga diwajibkan untuk membuat yang lebih unggul dari penawaran populer seperti yang dimiliki Google Play Store.

Menimbang masalah tersebut, Menteri Serikat untuk Elektronik dan IT Ravi Shankar Prasad mengatakan dalam sebuah postingannya di Twitter, bahwa dia senang menerima saran penting dari pengembang aplikasi India tentang bagaimana mendorong ekosistem. 

“Mendorong pengembang aplikasi India sangat penting untuk menciptakan ekosistem aplikasi #AatmanirbharBharat,” cuit Prasad.

Salah satu pejabat India yang tak ingin disebutkan namanya menegaskan kepada ET News, "Membangun toko aplikasi seperti membangun pusat perbelanjaan dan pemerintah dapat memfasilitasi dengan sangat baik. Agar toko aplikasi asli berhasil mengambil alih dominasi Google dan Apple, itu harus sebaik dan kuat."

Pakar global berpandangan bahwa India berada di posisi yang tepat untuk mematahkan dominasi raksasa teknologi global dalam ekosistem aplikasi digitalnya.

“Industri (digital) tidak memerlukan bantuan pemerintah dalam hal ini, mereka (pengembang dan pengusaha) dapat melakukan crowdsource dan mempertahankan biaya minimal 2 persen untuk menjalankan platform. Tidak ada yang perlu membayar 30 persen ke Apple dan Google," ujar seorang pengusaha dan akademisi teknologi Amerika, Vivek Wadhwa.

“Jika itu (toko aplikasi lokal) ditingkatkan secara global setelah awalnya sukses di India, pengembang di seluruh dunia akan senang berada di platform alternatif di mana mereka tidak perlu membayar 30 persen yang lumayan besar,” imbuhnya.