Mantab! Block Inc dan Blockstream Gunakan Sel Surya Milik Tesla untuk Tambang Bitcoin
Penambangan Bitcoin bisa gunakan panel surya milik Tesla. (Foto; Brian Wangenheim-Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Penambangan Bitcoin menuai kritik dari berbagai kalangan, pasalnya aktivitas mining tersebut dinilai mengonsumsi energi besar dan tidak ramah lingkungan. Perusahaan penambangan kripto Blockcstream dan Block Inc. (sebelumnya Square) baru-baru ini mengumumkan fasilitas penambangan yang menggunakan sel surya milik Tesla.

Kedua perusahaan dikabarkan menggunakan sel surya fotovoltaik Tesla dan 12 MWh Megapack. Megapack adalah baterai lithium-ion kuat yang menyediakan penyimpanan dan dukungan energi. Dalam konteksnya, salah satu perusahaan pertambangan Bitcoin publik terkemuka, Hut 8 Mining, memiliki sekitar 209 MW total kapasitas penambangan terkontrak.

Tujuan dari usaha ini adalah untuk menyelidiki kelayakan operasi tambang Bitcoin energi nol-emisi. Blockstream dan Block mulai berkolaborasi dalam proyek tersebut Juni lalu, dengan Block berjanji untuk menginvestasikan 5 juta dolar AS (sekitar Rp71,9 miliar) untuk pembangunannya.

Selain konstruksi fisiknya, tim di Blockstream dan Block akan membangun dasbor yang dapat diakses publik untuk melaporkan ekonomi proyek. Metrik utama akan mencakup output daya, jumlah Bitcoin yang ditambang, kinerja penyimpanan, total waktu aktif, pengeluaran dan laba atas investasi, dll. Ini akan dapat diakses 24/7 dari browser apa pun.

Penambangan Bitcoin dengan memanfaatkan tenaga surya diklaim netral karbon. Kendati begitu sejumlah pihak meragukan penggunaan tenaga matahari untuk mining BTC. Misalnya asosiasi penambangan Bitcoin tertua di dunia, Braiins, pada tahun 2021 menerbitkan analisis kelayakan terkait penggunaan energi matahari untuk penambangan Bitcoin.

Braiins menyimpulkan bahwa itu tidak menguntungkan meski mempertimbangkan biaya listrik yang hampir gratis dan menggunakan kembali kelebihan energi selama jam-jam cerah.

Menurut Chief Marketing Officer Braiins, Kristian Csepcsar menyataka bahwa menggunakan metrik tradisional untuk mengevaluasi keramahan laingkungan tidak memperhitungkan variabel seperti produksi bahan kimia selama pembuatan panel surya, seperti yang dilansir dari Cointelegraph.