Bagikan:

JAKARTA - Activision Blizzard mengubah semua pekerja QA sementara dan kontraknya di AS menjadi karyawan penuh waktu mulai 1 Juli.

Ini berarti, ada 1.100 pekerja yang akan menerima kenaikan gaji, dengan tarif minimum per jam baru, yang dimulai pada 17 April sebesar 20 dolar AS atau sekitar Rp280 ribu.

Selain kenaikan gaji, sebagai karyawan tetap, mereka juga akan menerima tunjangan dan dapat berpartisipasi dalam program bonus.

Melansir The Verge, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Activision Blizzard, Jessica Taylor mengatakan bahwa perusahaan akan menghadirkan lebih banyak konten kepada pemain di seluruh franchise nya.

"Akibatnya, kami menyempurnakan cara tim kami bekerja sama untuk mengembangkan gim kami dan memberikan pengalaman terbaik bagi para pemain kami. Kami memiliki rencana ambisius untuk masa depan dan anggota tim Quality Assurance (QA) kami adalah bagian penting dari upaya pengembangan kami," ungkap Taylor dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, Blizzard juga mengatakan, membawa para pekerja itu sebagai staf akan meningkatkan sumber daya pengembangannya dan meningkatkan jumlah karyawan penuh waktu sebesar 25 persen. Baru-baru ini ia mengubah hampir 500 peran temporer dan kontrak lainnya di seluruh studionya menjadi posisi penuh waktu.

Langkah ini dilakukan setelah dorongan serikat pekerja yang dipelopori oleh anggota tim QA di Raven Software. Pekerja dari seluruh Activision Blizzard melakukan pemogokan pada bulan Desember setelah beberapa kontraktor Raven QA diberhentikan.

Bulan berikutnya, pekerja QA di studio mengumumkan niat mereka untuk berserikat, yang akan menjadikan mereka anggota serikat pekerja pertama di sebuah perusahaan gim AAA di Amerika Utara.

Activision menolak untuk secara sukarela mengakui serikat Serikat Pekerja Gim dan memindahkan beberapa orang ke departemen lain. Eksekutif juga berusaha meyakinkan pekerja untuk tidak membentuk serikat pekerja dengan mempertanyakan manfaat berorganisasi.

Namun demikian, para pekerja Raven QA terus maju dengan rencana mereka dan telah mengajukan pemilihan serikat pekerja melalui Dewan Hubungan Perburuhan Nasional.

"Apakah pekerja Raven memilih untuk berserikat tidak ada hubungannya dengan kenaikan gaji di tempat lain untuk pekerja QA Activision," kata juru bicara Activision Blizzard kepada Bloomberg.

Activision Blizzard juga mengonfirmasi ke The Verge melalui email dari Presiden Raven Software, Raffel. Ia mengatakan bahwa Raven tidak memenuhi syarat untuk inisiatif pembayaran "karena kewajiban hukum di bawah Undang-Undang Hubungan Perburuhan Nasional.”

Sebagai tambahan, Activision Blizzard bukanlah satu-satunya perusahaan besar di sektor gim yang mempekerjakan pekerja temporer dan kontrak QA menjadi peran permanen. Pada bulan Februari, Epic Games mengatakan akan menawarkan sebagian besar pekerja QA yang berbasis di AS posisi penuh waktu.