JAKARTA - Badan Antariksa Rusia atau Roscosmos menyatakan akan berhenti bekerja sama dengan NASA dan badan antariksa barat lainnya seperti ESA di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Pernyataan itu dilayangkan oleh direktur Roscosmos Dmitry Rogozin belum lama ini yang mengacu pada sanksi internasional terhadap Rusia. Dia mengatakan kerja sama antara badan antariksa negara lainnya hanya akan dilanjutkan setelah sanksi itu dicabut.
Глава НАСА сенатор Нельсон, руководитель Европейского космического агентства Йозеф Ашбахер и глава Канадского космического агентства Лиза Кэмпбелл ответили на моё к ним обращение с требованием отмены санкций против ряда предприятий российской ракетно-космической отрасли. pic.twitter.com/rnMYiK9wal
— РОГОЗИН (@Rogozin) April 2, 2022
“Tujuan sanksi adalah untuk membunuh ekonomi Rusia, menjerumuskan rakyat kita ke dalam keputusasaan dan kelaparan, dan membuat negara kita bertekuk lutut. Jelas mereka tidak akan berhasil, tetapi niatnya jelas," ujar Rogozin dalam sebuah tweet di akun resminya.
“Itulah mengapa saya percaya bahwa pemulihan hubungan normal antara mitra di ISS dan proyek lainnya hanya mungkin dengan penghapusan sanksi ilegal secara penuh dan tanpa syarat," imbuhnya.
Dengan berhentinya kerja sama ini, tak lama lagi Roscosmos akan mengajukan proposal untuk mengakhiri pekerjaannya dengan NASA dan badan antariksa internasional lainnya kepada otoritas Rusia.
Tidak diketahui pasti bagaimana keputusan itu akan memengaruhi stasiun luar angkasa. Tetapi peran Roscosmos, bagaimanapun memang sangat penting untuk ISS. Di mana segmen Orbital Rusia menangani kontrol panduan untuk seluruh operasi ISS.
BACA JUGA:
Melansir Engadget, Senin, 4 April, sebagai catatan, ISS tidak dimiliki oleh satu negara pun. AS, Uni Eropa, Rusia, Canada, dan Jepang mengoperasikan stasiun tersebut melalui perjanjian kerja sama antar negara.
Sebelumnya, AS dan banyak negara lain memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada 24 Februari. Akibatnya, sanksi tersebut membuat rata-rata orang Rusia kehilangan akses ke banyak layanan buatan Barat, termasuk Apple Pay dan Google Pay.
Namun, ISS bukanlah program luar angkasa bersama pertama yang melihat masa depannya dalam ketidakpastian karena meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia.
Pada Maret lalu, Roscosmos mengatakan tidak akan mengangkut satelit internet One Web ke luar angkasa sampai pemerintah Inggris menjual sahamnya di perusahaan. Pada bulan yang sama, ESA mengumumkan bahwa mereka juga menangguhkan misi gabungannya, ExoMars dengan Roscosmos.