Bagikan:

JAKARTA - Serangan DDoS kali ini menargetkan Among Us. Para pemain dilaporkan tak bisa terhubung ke server gim paling populer selama masa pandemi COVID-19 itu pada 24 Maret.

Namun tak berselang lama, pengembang Among Us, Innersloth, mengharuskan mereka membuat server offline untuk mengatasi masalah tersebut akibat dari serangan DDoS.

Mengutip laman Kaspersky, Distributed Denial of Service (DDoS) itu sering disebut sebagai serangan Distributed. Jenis serangan ini memanfaatkan batas kapasitas khusus yang berlaku untuk sumber daya jaringan apa pun, seperti infrastruktur yang memungkinkan situs web perusahaan.

Serangan DDoS akan mengirimkan beberapa permintaan ke sumber daya web yang diserang, dengan tujuan melebihi kapasitas situs web untuk menangani banyak permintaan dan mencegah situs web berfungsi dengan benar.

Melalui akun Twitter Among Us, mereka juga men-tweet, "kami mengalami sabotase lol." Innersloth telah berhasil memulihkan beberapa server, tetapi situasinya tampaknya tidak sepenuhnya teratasi dengan masih menyatakan “Server-server di Among Us down” di profilnya.

.

Melansir PC Gamer, Senin, 28 Maret, tak ingin serangan ini semakin membahayakan, Innersloth langsung mematikan server di Amerika Utara dan Eropa sambil bekerja untuk memperbaiki masalah tersebut.

Ini bukan kali pertama seseorang menargetkan Among Us. Kembali pada 2020, yang mempengaruhi sebanyak 5 juta pemain setelah seorang individu bernama Eris Loris menemukan cara untuk meretas jutaan pertandingan gim itu.

Ia memenuhi lobi gim tersebut dengan bot yang berulang kali mengirim spam ke pesan, setelah itu pemain akan dihilangkan dan ditinggalkan di ruang hitam sebelum terputus.

Pesan-pesan yang di-spam berisi Subscribe to Eris Loris | Vote TRUMP 2020, atau ia akan meretas ponsel para pemain. Peristiwa tersebut menyebabkan kesedihan dan frustrasi yang tidak sedikit di antara komunitas gim. Melalui Reddit, mereka melampiaskan rasa frustrasi pada peretas.