JAKARTA - Peretas dari negara tertentu dikabarkan telah menargetkan kelompok amal Eropa yang bekerja untuk membantu pengungsi Ukraina. Menurut seorang pejabat senior keamanan siber Ukraina, Rabu, 23 Maret, para hacker ini mengganggu bahkan merusak usaha kelompok amal dalam membantu orang-orang yang melarikan diri dari negara itu setelah invasi Rusia,
Victor Zhora, Wakil Kepala Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina, tidak memberikan rincian lebih lanjut. Misalnya tentang kelompok hacker mana saja yang ia maksudkan.
Komentarnya tersebut hanya mengikuti laporan yang diterbitkan awal bulan ini yang menuduh bahwa peretas tak dikenal mencoba untuk mengganggu personel pemerintah Eropa yang terlibat dalam mengelola arus besar pengungsi ke luar negeri.
BACA JUGA:
"Kami menduga ini adalah bukti lain penyebaran perang siber ke negara-negara NATO," kata Zhora kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
Kondisi ini tentu mengarah pada pihak Rusia atau sekutunya, Belarusia, yang oleh pihak Barat dituduh melakukan banyak perang siber. Mereka mentargetkan, terutama infrastruktur dunia maya Ukraina. Beberapa negara yang membantu Ukraina juga ikut diserang.
Sementara itu, lebih dari 3,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada Februari. 24, menurut badan pengungsi PBB, krisis pengungsi yang bergerak paling cepat di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua..