Dengan Alasan Energi Berkelanjutan, Senat Belanda Tolak Pembangunan Pusat Data Facebook
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte. (foto: twitter @markrutte)

Bagikan:

JAKARTA – Senat Belanda pada Selasa, 22 Maret, mengeluarkan mosi yang menyerukan kepada pemerintah untuk "menggunakan kekuatannya" untuk memblokir sementara pembangunan pusat data raksasa. Pusat data di Belanda ini rencananya akan dibangun Facebook, anak perusahaan  Meta Platform Inc.

Pada Desember lalu, kota Zeewolde, 50 km sebelah timur Amsterdam, menyetujui rencana untuk membangun fasilitas terbesar dari jenisnya di Belanda. Dari pusat data ini Facebook, Instagram dan Whatsapp akan mampu melayani pengguna di seluruh Eropa.

Fasilitas, yang akan menggunakan 1,38 gigawatt jam (GWh) listrik dan mencakup 166 hektar  lahan pertanian dari total luas lahan 410 hektar. Pusat data ini  diharapkan dapat menggunakan energi hijau dan menciptakan 400 pekerjaan tetap untuk penduduk Belanda.

Namun proyek ini telah ditentang oleh beberapa juru kampanye lingkungan yang tidak ingin pasokan listrik berkelanjutan yang terbatas, yang saat ini dihasilkan di Belanda, digunakan  oleh perusahaan multinasional.

Mayoritas partai di Senat pada Selasa lalu, mendukung proposal di mana pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri, Mark Rutte, diminta untuk menghentikan proyek sampai kebijakan nasional tentang pusat data telah dikembangkan.

Mosi tersebut meminta pemerintah untuk menunda pembangunan sampai dapat ditentukan apakah pusat data tersebut memenuhi peraturan lingkungan dan kebijakan nasional fasilitas yang belum ditentukan.

Meta tidak segera menanggapi permintaan komentar, dari Reuters tentang hal ini.

Partai Rutte sendiri yakni Partai Kebebasan dan Demokrasi (VVD) dan partai koalisi lain yang berkuasa, Partai Demokrat Kristen, telah memberikan suara menentang mosi tersebut.

"Ini adalah keputusan murni politik," kata direktur pelaksana Asosiasi Pusat Data Belanda, Stijn Grove, dalam sebuah reaksi yang dikirim ke Reuters.  Ia menambahkan bahwa itu telah dibuat "sebagian besar karena itu adalah Facebook", yang menghadapi reaksi negatif terhadap Big Tech sebagai utuh.

Tidak hanya pusat data yang lebih besar yang lebih efisien dan ramah lingkungan, katanya, mereka juga dibutuhkan untuk meningkatkan infrastruktur digital Eropa, yang tertinggal di belakang Amerika Utara dan Asia.

Grove mengatakan Belanda tidak dapat memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin digital tanpa mendukung infrastruktur yang dibutuhkan. Sekitar 60 operator pusat data di Belanda menyumbang sekitar 2,8% dari konsumsi listrik nasional, kata asosiasi itu.