Bagikan:

JAKARTA - OneWeb baru saja meminta bantuan SpaceX, perusahaan angkasa luar milik Elon Musk, untuk meluncurkan satelitnya. Ini terpaksa dilakukan setelah dilarang menggunakan roket Soyuz, milik Rusia.

OneWeb merupakan perusahaan satelit yang sebagian dimiliki oleh Inggris. Perusahaan komunikasi ini  akan bermitra dengan SpaceX untuk peluncuran pertamanya akhir tahun ini. Peluncuran ini  menambah 428 satelit mikro yang sudah dimilikinya di orbit rendah bumi.

Lewat  layanan SpaceX, OneWeb akan menghabiskan dana standar 67 juta dolar AS atau setara Rp962 miliar untuk meluncurkan roket Falcon 9.

OneWeb terpaksa membatalkan rencananya untuk meluncurkan salah satu roket Soyuz milik Rusia awal bulan ini. Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia, menuntut agar satelit tidak digunakan untuk tujuan militer. Pemerintah Inggris pun menghentikan dukungan keuangannya.

Ketua Komite Bisnis House of Commons, Darren Jones, menyatakan bahwa tidak pantas bagi OneWeb untuk lepas landas dari landasan peluncuran di Baikonur Cosmodrome milik Rusia di Kazakhstan setelah invasi ke Ukraina. Apalagi  mengingat saham besar pemerintah Inggris dalam bisnis tersebut.

“Kami berterima kasih kepada SpaceX atas dukungan mereka, yang mencerminkan visi bersama kami untuk potensi luar angkasa yang tak terbatas. Dengan rencana peluncuran ini, kami berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan pembangunan armada lengkap satelit kami. Satelit ini menghadirkan konektivitas yang kuat, cepat, dan aman di seluruh dunia," ungkap Chief Executive OneWeb, Neil Masterson seperti dikutip dari The Guardian, Selasa, 22 Maret.

Kesepakatan baru ini cukup unik. SpaceX menjadi penyedia peluncuran komersial paling produktif di dunia. Bersaing dengan OneWeb justru malah membantunya untuk meluncurkan satelit mereka.

Saat ini, OneWeb memasarkan layanannya ke bisnis daripada langsung ke konsumen, seperti yang dilakukan SpaceX dengan Starlink. Peluncuran SpaceX pertama dari satelit OneWeb sekarang dijadwalkan untuk tahun ini.

.

Menurut OneWeb, konstelasi satelit internetnya sudah mencapai 428 satelit, atau sekitar 66 persen dari total yang dibutuhkan perusahaan. Satelit-satelit itu akan menyediakan cakupan berkelanjutan ke tempat-tempat di darat.

Perusahaan ini bekerja untuk menarik pelanggan dan membayar kembali investor setelah pemerintah Inggris dan Bharti Global dari India menyelamatkannya dari kebangkrutan pada 2020.

Sementara itu, SpaceX masih jauh di depan pesaingnya dalam menyebarkan konstelasi internet satelitnya. Sekitar 2.000 satelit SpaceX Starlink sudah mengorbit dan memiliki pelanggan di seluruh dunia.

Awal bulan ini, SpaceX bahkan mengirimkan terminal darat Starlink ke pemerintah Ukraina di tengah invasi Rusia. Bantuan ini  memungkinkan orang-orang di negara itu untuk tetap online jika infrastruktur internet berbasis Bumi di Ukraina dihancurkan.