Bagikan:

JAKARTA – MetaMask, dompet digital kripto yang menggunakan jaringan Ethereum dikabarkan meluncurkan token sendiri. Informasi tersebut dibenarkan oleh Joseph Lubin, CEO ConsenSys sebagaimana dilansir dari CryptoPotato.

Selain itu tim pengembang juga berencana meluncurkan Decentralized Autonomous Organization (DAO) yang bakal digunakan sebagai mekanisme pendanaan dalam  pertumbuhan MetaMask.

Dalam hal ini, MetaMask harus bersaing dengan MyEtherWallet dan Coinbase Wallet yang digunakan konsumen untuk berinteraksi dengan Web3. Selain itu, individu maupaun institusi dapat menggunakan dompet tersebut untuk minting NFT, mengakses DeFi, dan sebagainya, baik di jaringan Ethereum maupun jaringan lain.

Hingga saat ini MetaMask memiliki pengguna aktif bulanan sebanyak 30 juta orang. Pengguna dompet kripto MetaMask telah meroket lebih dari 40 persen sejak November tahun lalu.

Dilansir dari Decrypt, Lubin menyatakan bahwa MetaMask mengejar “desentralisasi progresif” seraya memprioritaskan keamanan dan meningkatkan interface atau  antarmuka di dompet MetaMask.

“Ada user interface yang hebat yang akan kami luncurkan segera,” ujar Lubin dalam wawancara dengan Decrypt.

“Ada DAO yang sedang dibentuk sekarang dalam konteks MetaMask,” tambah Lubin. “Itu tidak akan mengatur MetaMask, tetapi akan memungkinkan pembuatan potongan baru MetaMask untuk didanai.”

ConsenSys yang merupakan pemilik wallet MetaMask berhasil mengumpulkan 450 juta dolar AS atau setara Rp6,4 triliun pada putaran pendanaan seri D. Kendati begitu, ConsenSys tidak memberikan informasi yang lebih detail terkait token MetaMask yang akan dirilis.