Bagikan:

JAKARTA – Facebook pada Rabu, 16 Maret  telah menghapus posting resmi pemerintah Rusia yang mengklaim laporan tentang pemboman pasukan mereka di sebuah rumah sakit anak-anak di Ukraina adalah tipuan atau hoax. Pernyataan ini dilakukan oleh seorang juru bicara Facebook, ketika pesan serupa muncul di platform media sosial lainnya.

Pengawas media sosial dari Israel menemukan Informasi yang salah, di akun Twitter, Facebook, dan Telegram muncul dari Kedutaan Besar Rusia. Bahlan info ini beredar setelah Twitter Inc  dan Facebook dari Meta Platform Inc., menghapus postingan dari Kedutaan Besar Rusia di Inggris karena melanggar aturan mereka tentang penyangkalan kekerasan.

Sebuah survei oleh pengawas, FakeReporter, dan diverifikasi oleh Reuters menunjukkan bahwa posting tersebut masih beredar di setidaknya di 18 akun Twitter, Facebook, dan Telegram dari Kedutaan Besar Rusia atau kementerian mereka.

Seorang juru bicara Meta mengkonfirmasi bahwa Facebook telah menghapus posting tersebut setelah Reuters menghubungi mereka pada Rabu pagi. Twitter dan Telegram tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters tentang hal itu.

Sementara Kedutaan Rusia di Kosta Rika, Denmark, Yunani, Islandia, Jamaika, Jepang, Meksiko dan Tunisia tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang posting mereka di Facebook.

“Sedikitnya tiga orang termasuk seorang anak tewas dalam serangan udara 9 Maret di rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota Mariupol, Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Rusia telah mengubah pendiriannya atas pemboman rumah sakit, dengan campuran pernyataan pada hari Kamis yang menyimpang antara penyangkalan agresif dan seruan oleh Kremlin untuk menetapkan fakta yang jelas. Kementerian Pertahanan Rusia saat itu membantah telah mengebom rumah sakit. Mereka justru menuduh Ukraina yang mengatur insiden tersebut.

Unggahan di akun media sosial resmi Rusia mengklaim bahwa laporan pengeboman itu adalah tipuan atau hoax.

Pihak Moskow selama ini telah menindak platform teknologi selama invasi ke Ukraina, yang disebutnya "operasi khusus", termasuk membatasi penggunaan Twitter dan memblokir Facebook di negara itu.

Twitter juga telah meluncurkan versi situs yang dilindungi privasi, yang dikenal sebagai "layanan bawang", yang dapat diakses melalui web gelap dan dapat melewati batasan tersebut di Rusia.

Selain rumah sakit anak-anak, pasukan Rusia seperti dikabarkan oleh Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov.