Bagikan:

JAKARTA – Pertukaran mata uang kripto mempertaruhkan kerusakan jangka panjang pada industri mereka karena tetap berada di Rusia saat pemerintah Barat berusaha untuk mengisolasi Moskow. Hal ini dikatakan oleh Kepala London Stock Exchange Group pada Rabu, 16 Maret. Ia menyebutnya sebagai "momen penting."

Tidak seperti perusahaan pembayaran, sebagian besar pertukaran uang kripto telah menolak seruan untuk memutuskan semua pengguna Rusia. Ini juga telah memicu kekhawatiran di antara pejabat Eropa dan anggota parlemen AS bahwa aset digital dapat digunakan untuk menghindari sanksi yang telah dijatuhkan Amerika Serikat dan Eropa ke Moskow, setelah invasinya ke Ukraina.

“Pertukaran Crypto menghadapi "persimpangan jalan" dalam hal merangkul ideologi independensi dari regulasi atau menyelaraskan lebih dekat dengan sistem keuangan global, yang menekankan perlunya regulasi dan kerangka kerja yang transparan,” kata David Schwimmer, CEO LSEG, seperti dikutip Reuters.

"Jika industri itu dilihat sebagai aktor yang buruk ... pada penerapannya, atau penghindaran, sanksi sehubungan dengan apa yang terjadi dengan Rusia, saya pikir itu akan memiliki dampak jangka panjang dalam hal bagaimana industri itu berjalan," katanya pada konferensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Berjangka di Boca Raton, Florida.

Beberapa perusahaan uang kripto, sebenarnya telah mematuhi sanksi  Barat dengan menghentikan bahkan membekukan aset pengusaha Rusia. Namun masih ada pula pertukaran kripto seperti Binance yang tidak mematuhi seruan sanksi Barat.