Komisi Eropa Tingkatkan Efektivitas Sanksi Ekonomi pada Rusia dengan Masukkan Pencekalan Uang Kripto
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa tingkatkan efektivitas sanksi ekonomi untuk Rusia. .(foto : twitter @vonderleyen )

Bagikan:

JAKARTA – Untuk mengefektifkan sanksi, Komisi Uni Eropa telah mengklarifikasi bahwa aset kripto akan jatuh di bawah sanksi tambahan yang ditargetkan terhadap Rusia dan Belarusia. Ini menjadi tanggapan terbaru Uni Eropa atas konflik militer di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan Rabu, 9 Maret, Komisi Eropa mengatakan negara-negara anggota telah setuju untuk mengubah peraturan dengan tujuan memastikan “bahkan lebih efektif bahwa sanksi Rusia tidak dapat dielakkan, termasuk melalui Belarus.”

Komisi tersebut mengatakan aset kripto berada di bawah cakupan “sekuritas yang dapat dialihkan,” dan termasuk dalam jenis sanksi. Mereka menambahkan bahwa pinjaman dan kredit yang diberikan menggunakan kripto tidak akan diizinkan, sebagai bagian dari tindakan pembatasan keuangan ini.

Perluasan sanksi ini mengikuti keputusan komisi yang mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka akan menghapus beberapa bank Rusia dari jaringan pembayaran lintas batas SWIFT. Langkah-langkah belum tersebut menentukan bagaimana mereka menangani uang kripto  pada saat itu.

Komite Parlemen Eropa untuk Urusan Ekonomi dan Moneter juga bersiap untuk mengadakan pemungutan suara tentang kerangka peraturan untuk aset kripto di UE pada 14 Maret.

Baik Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengisyaratkan bahwa mereka akan melihat Rusia berpotensi menggunakan mata uang digital untuk menghindari sanksi yang oleh beberapa orang digambarkan sebagai “perang ekonomi.”

Pada Rabu lalu, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang akan mengharuskan lembaga pemerintah untuk mengoordinasikan dan mengkonsolidasikan kebijakan pada kerangka kerja nasional untuk kripto serta mengeksplorasi potensi peluncuran mata uang digital bank sentral. Perintah tersebut juga menyebutkan risiko menghindari sanksi tiga waktu.

Selain tindakan dari anggota parlemen, bisnis swasta dari rantai makanan cepat saji McDonald's hingga perusahaan kartu kredit besar, termasuk Visa dan Mastercard, telah mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi skala operasi di Rusia dan Belarusia atau sepenuhnya menghentikan operasi di kedua negara tersebut. Langkah ini sebagai tanggapan atas situasi di Ukraina.

Pertukaran Crypto, Binance, juga mengatakan pada Selasa, 8 Maret, bahwa mereka tidak akan lagi dapat menerima pembayaran dari dua kartu kredit utama yang dikeluarkan di Rusia karena keputusan perusahaan untuk menaati pemberian sanksi.