Bagikan:

JAKARTA – Spekulasi mengenai Rusia memanfaatkan kripto untuk menghindari sanksi keuangan mendapat tanggapan dari Elizabeth Warren. Senator asal Massachuset itu dikabarkan sedang mempersiapkan rancangan undang-undang (RUU) untuk mengantisipasi hal tersebut.

Dilansir dari YahooNews, upaya tersebut pertama kali dilaporkan NBC. RUU akan mengharuskan bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengidentifikasi pelanggan dan mentransfer ke dompet pribadi, dan secara teratur melaporkan informasi ke Departemen Keuangan. Tetapi perusahaan kripto bersikeras bahwa tidak ada bukti penghindaran sanksi di bursa mereka.

Melalui postinga Twiter-nya, Warren menyebutkan bahwa penggunaan kripto untuk menghindari sanksi ekonomi harus diantisipasi. Dia juga mendesak Kemeterian Keuangan Amerika Serikat untuk memastikan cryptocurrency tidak mengganggu sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia.

“Penjahat dapat menggunakan mata uang kripto  untuk memindahkan uang dalam bayang-bayang, membuka pintu bagi Putin & kroni-kroninya untuk menghindari sanksi ekonomi."

"Saya ingin jawaban dari @USTreasury tentang bagaimana mereka akan memastikan crypto tidak merusak tanggapan kami terhadap invasi Rusia ke Ukraina.”

Sementara itu, anggota parlemen khawatir Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan tidak punya kekuatan untuk memburu para penjahat kripto. Elizabeth Warren dan tiga anggota Senat Demokrat lain meminta Departemen Keuangan untuk membuat daftar rencananya guna melawan penghindaran sanksi lewat platform kripto, termasuk upaya untuk bekerjasama dengan pemerintah asing.

Selain itu, para senator juga merinci metode yang mereka duga digunakan Rusia untuk menghindari sanksi, termasuk menggunakan darkweb untuk memindahkan dana, melakukan serangan ransomware, dan rubel digital.

Di sisi lain, industri mata uang kripto yang mengutamakan anonimitas dan terdesentralisasi. Ini sesuai denga sifat cryptocurrency itu sendiri, terdesentralisasi yang berarti tidak terpusat dan tak satu entitas pun yang bisa mengontrolnya.

Dalam bebrapa hari terakhir, sejumlah bursa uang kripto terkemuka seperti Binance dan Kraken dikabarkan menolak membekukan para pengguna Rusia di platform mereka. Berseberangan dengan itu, sejumlah bursa kripto Korea Selatan seperti Upbit, Bithumb, Gopax, dan Korbit melakukan tindakan keras dengan meblokir para pengguna Rusia. Coinbase baru-baru ini memblokir sebanyak 25.000 pengguna platformnya yang diduga terlibat dalam aktivitas ilegal.

Menurut perusahaan analitik blockchain Chainalysis, terdapat jumlah transaksi uang kripto yang cukup besar menggunakan rubel Rusia dan hryvnia Ukraina pada pekan terakhir bulan Februari. Lonjakan tersebut disebabkan oleh penduduk Rusia dan Ukraina yang membeli kripto dengan tujuan untuk mengamankan tabungannya di tengah menurunnya nilai uang fiat.