JAKARTA – Salah satu bursa kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), Coinbase telah mengeluarkan keputusan terkait invasi Rusia ke Ukraina. Coinbase akhirnya memblokir 25 ribu alamat kripto yang terkait dengan pengguna Rusia. Jumlah tersebut diduga terlibat dalam kegiatan ilegal, sebagaimana dilansir dari CryptoPotato.
Coinbase mengumumkan keputusan tersebut melalui blog resminya pada 7 Maret 2022 kemarin. Bursa kripto tersebut menginformasikan terdapat “lebih dari 25.000 alamat yang terkait dengan individu atau entitas Rusia yang kami yakini terlibat dalam aktivitas terlarang, banyak di antaranya telah kami identifikasi melalui penyelidikan perlindungan kami sendiri.”
Perusahaan juga membagikan alamat tersebut kepada pemerintah AS untuk “mendukung penegakan sanksi.” Pernyataan di blog resmi tersebut menunjukkan bahwa bursa kripto Coinbase “berkomitmen untuk mematuhi sanksi.”
BACA JUGA:
Tindakan ini menyusul setelah CEO Brian Armstrong menyatakan komitmen untuk patuh pada sanksi yang dijatuhkan pemerintah kepada Rusia. Armstrong juga menepis anggapan Rusia memanfaatkan kripto untuk terbebas dari sanksi keuangan. Dia berpendapat bahwa Rusia tidak mungkin menggunakan kripto untuk menghindari sanksi.
Menurut bos Coinbase, “karena ini adalah buku besar terbuka, berusaha menyelundupkan banyak uang melalui kripto akan lebih mudah dilacak daripada menggunakan uang tunai dolar AS, karya seni, emas, maupun aset lainnya.” Di sisi lain, dia juga menambahkan bahwa Coinbase tidak akan melarang warga Rusia yang menggunakan platformnya.