JAKARTA - Konektivitas jaringan internet di Ukraina telah sangat terpengaruh oleh invasi Rusia, Kamis 24 Februari. Menurut observatorium pemblokiran internet NetBlocks, Sabtu, 26 Februari gangguan terjadi di bagian selatan dan timur di negara itu, di mana pertempuran paling sengit terjadi.
Pasukan Rusia dilaporkan telah merebut kota Melitopol di tenggara Ukraina pada Sabtu, 26 Februari seperti dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax. Penguasan ini terjadi tak lama setelah Moskow meluncurkan serangan rudal jelajah dan artileri yang terkoordinasi di beberapa kota, termasuk ibu kota Kyiv.
⚠️ Confirmed: Real-time network data show a major disruption to #Ukraine's internet backbone provider GigaTrans, which supplies connectivity to many other networks. The incident comes as heavy fighting is reported in #Vasylkiv and #Kyiv 📉
📰 Background: https://t.co/S0qJQ7CbNv pic.twitter.com/EksnZjs9Ay
— NetBlocks (@netblocks) February 26, 2022
Menurut NetBlocks, konektivitas ke GigaTrans, penyedia internet utama di Ukraina, turun hingga di bawah 20% dari level normal. Namun akhirnya mampu kembali ke level yang lebih tinggi pada dini hari, Jumat pagi 25 Februari.
"Saat ini kami mengamati konektivitas nasional pada 87% dari tingkat biasa, angka yang mencerminkan gangguan layanan serta penerbangan populasi dan penutupan rumah dan bisnis sejak pagi tanggal 24," kata Alp Toker, Direktur NetBlocks, kepada Reuters.
"Tidak ada pemadaman skala nasional, dan hanya sedikit yang terdengar dari daerah yang terkena dampak terburuk. Namun bagi yang lain ada ketakutan yang selalu muncul bahwa konektivitas dapat memburuk setiap saat, sehingga memutus teman dan keluarga," kata Toker.
BACA JUGA:
“Gangguan pada jaringan telekomunikasi Ukraina dapat mempengaruhi kelompok pertahanan sipil yang telah bergerak untuk mempertahankan kota mereka,” tambahnya.
Sementara itu, pejabat Ukraina merilis lebih banyak informasi tentang dugaan operasi spionase siber Belarusia yang mereka katakan menargetkan akun email pribadi milik pasukan Kiev.
Dalam sebuah posting Facebook, Tim Tanggap Darurat Komputer Ukraina mengatakan para peretas tidak hanya menargetkan orang Ukraina tetapi juga orang Polandia, Rusia, dan Belarusia, termasuk beberapa organisasi media Belarusia.