Bagikan:

JAKARTA – Pengawas keamanan siber federal Jerman, BSI, tidak menemukan bukti adanya fungsi sensor di ponsel yang diproduksi oleh Xiaomi Corp China. Hal ini dijelaskan oleh  seorang juru bicara BSI pada Kamis, 13 Januari.

Sebelumnya, Badan keamanan siber negara Lithuania mengatakan pada September lalu, bahwa ponsel Xiaomi memiliki kemampuan bawaan untuk mendeteksi dan menyensor istilah seperti "Bebaskan Tibet", "Hidup kemerdekaan Taiwan", atau "gerakan demokrasi".

BSI kemudian memulai pemeriksaan menyusul tuduhan tersebut, yang berlangsung beberapa bulan. 

"Hasilnya, BSI tidak dapat mengidentifikasi anomali yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut atau tindakan lain," kata juru bicara BSI, yang dikutip oleh Reuters.

Sebelumnya produk ponsel Xiaomi  yang dipasarkan di Eropa telah mendapatkan boikot di beberapa negara. Pasalnya terdapat beberapa frasa dalam ponsel tersebut yang diduga menghilangkan kata kunci yang berlawanan dengan kebijakan pemerintah China.

Selama ini pemerintah China, memang tidak mengakui kemerdekaan Taiwan dan menganggap wilayah itu sebagai bagian dari negaranya.  Begitu pula untuk wilayah Tibet yang dianggap sebagai bagian  integral dari China.