Bagikan:

JAKARTA - Operator seluler Telkomsel diisukan ingin memiliki sebagian saham milik Gojek. Terlebih saat ini, platform ride-hailing itu memang sudah membuat banyak perusahaan kepincut untuk berinvestasi. 

Dalam catatan VOI, sejak Maret 2020, Gojek telah mendapat suntikan dana dari Mitsubishi Corporation, Mitsubishi Motors, Mitsubishi UFJ Financial Group senilai 1,2 dolar AS atau setara Rp18 triliun. Facebook dan PayPal juga ikut menanamkan modalnya untuk Gojek. 

"Gojek selalu melihat peluang untuk mendukung akselerasi digital sebagai salah satu upaya untuk berkontribusi kepada pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia," kata Chief Corporate Affairs Gojek Indonesia Nila Marita, kepada VOI, Rabu, 26 Agustus.

Terkait pemberitaan yang beredar, Nila belum dapat menanggapi hal tersebut. Seperti dalam laporan Nikkei Asia Review, PT Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk berencana menyuntikkan modalnya ke Gojek.

Sumber menyebutkan, Telkom berencana menginvestasikan sekitar 400 juta dolar AS (atau setara Rp5,9 triliun dengan kurs 1 dolar AS = Rp14.000) sejak tahun 2018. Namun, kesepakatan tersebut gagal karena tidak mendapat dukungan dari pejabat kementerian pada saat itu.

Berdasarkan laporan terkini, Telkomsel telah mencatatkan total pendapatan senilai Rp21,58 triliun, dengan perincian pendapatan dari layanan data senilai Rp16,04 triliun dan layanan legacy senilai Rp5,54 triliun. Telkomsel juga terus menggenjot pembangunan jaringan 3G/4G untuk memberikan akses internet yang merata. 

Total BTS 3G/4G Telkomsel pada paruh pertama 2020 sebanyak 177.769 BTS. Adapun dari sisi pelanggan, Telkomsel memiliki pelanggan sebanyak 160.072 juta pelanggan. Telkomsel merupakan operator seluler dengan jumlah pelanggan terbesar di Tanah Air.

Sementara itu, Gojek terakhir memperoleh pendanaan pada Juni 2020 lalu dari Google, Tencent, Facebook dan Paypal.  modalnya sekitar 3 miliar dolar AS atau setara Rp45 triliun rupiah, pada penggalangan dana perseroan Gojek. 

Investasi dari Facebook tersebut menciptakan peluang bagi dunia bisnis di Indonesia, termasuk memanfaatkan layanan instant messaging yang sudah digunakan secara luas yakni WhatsApp. Tapi belum jelas seperti apa bentuknya nanti.

"Gojek, WhatsApp, dan Facebook adalah layanan yang penting di Indonesia. Melalui kerja sama, kita bisa membantu jutaan UMKM dan pelanggannya untuk bergabung di komunitas ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara," ujar Matt Idema, Chief Operating Officer, WhatsApp dalam keterangan yang sama.