Situs Kementerian Kesehatan Brasil Terkena Serangan <i>Ransomware</i>, Data Vaksinasi Dirampok
Hacker meretas situs Kementerian Kesehatan Brasil. (foto: pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan situs webnya pada Jumat, 10 Desember diserang oleh serangan peretas yang melumpuhkan beberapa sistem. Serangan ini  termasuk melumpuhkan satu sistem yang berisi informasi tentang program imunisasi atau vaksinasi nasional dan data lain yang akan digunakan untuk mengeluarkan sertifikat vaksinasi digital.

Pemerintah Brasil terpaksa menunda selama seminggu untuk menerapkan persyaratan kesehatan baru bagi para pelancong yang tiba di Brasil karena serangan itu.

"Kementerian kesehatan melaporkan bahwa pada Jumat dini hari, terjadi insiden yang untuk sementara mengganggu beberapa sistemnya ... yang saat ini tidak tersedia," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip oleh Reuters.

Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki serangan itu. Terduga peretas, yang menyebut diri mereka Lapsus$ Group" memposting pesan di situs web yang mengatakan bahwa data internal telah disalin dan dihapus. "Hubungi kami jika Anda ingin data itu kembali," katanya, dalam serangan ransomware.

Pesan tersebut, yang mencakup email dan info kontak Telegram, telah dihapus pada Jumat sore, tetapi halaman webnya masih tidak aktif. Sementara itu data pengguna di aplikasi ConectSUS yang menyediakan sertifikat vaksinasi bagi warga Brasil telah menghilang.

Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan sedang bekerja untuk memulihkan sistemnya. Pada konferensi pers, Wakil Menteri Kesehatan, Rodrigo Cruz, mengatakan akses ke data vaksinasi masih belum pulih pada Jumat malam. Cruz mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah data tersebut telah hilang sepenuhnya.

Di bawah langkah-langkah yang diputuskan pada Selasa lalu, setelah Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menentang penggunaan paspor vaksin, para pelancong yang tidak divaksinasi yang tiba di Brasil harus dikarantina selama lima hari dan dilakukan tes untuk COVID-19.

Persyaratan itu akan dimulai pada Sabtu, 11 Desember, tetapi pemerintah mengatakan pelaksanaan itu akan ditunda selama seminggu karena data vaksinasi tidak dapat diakses secara online setelah serangan itu.

Formulir pelacakan COVID-19 untuk penumpang maskapai yang tiba masih tersedia di situs web regulator kesehatan Anvisa, yang tidak ditargetkan oleh serangan ransomware tersebut.