Ngobrol Belum Aman! Meta Tunda Hadirkan Enkripsi End-to-End di Messenger dan Instagram
Meta dilaporkan menunda meluncurkan fitur pesan yang lebih pribadi alias enkripsi end-to-end (E2EE) (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan induk Messenger dan Instagram, Meta dilaporkan menunda meluncurkan fitur pesan yang lebih pribadi alias enkripsi end-to-end (E2EE) ke dalam dua aplikasi tersebut.

Kepala keamanan Meta, Antigone David menjelaskan bahwa penundaan itu bukan tanpa alasan, melainkan Meta khawatirkan tentang keselamatan pengguna. Karena dengan menerapkan E2EE berarti hanya pengirim dan penerima yang akan melihat percakapan mereka.

Namun, Davis mengatakan Meta ingin memastikan bahwa ini tidak mengganggu kemampuan platform untuk membantu menghentikan aktivitas kriminal. Setelah E2EE tersedia secara default maka, "perusahaan akan menggunakan kombinasi data yang tidak dienkripsi di seluruh aplikasi kami, informasi akun, dan laporan dari pengguna untuk membantu menjaganya tetap aman, sambil membantu upaya keselamatan publik," kata Davis.

The Verge, Senin, 22 November, menyatakan Meta menggabungkan obrolan Messenger dan Instagram tahun lalu, sebagai bagian dari rencananya untuk membuat sistem perpesanan terpadu di semua platformnya.

Meskipun pesan yang dikirim melalui Messenger dan Instagram dapat berupa E2EE, opsi itu tidak diaktifkan secara default, dan kemungkinan tidak akan datang hingga tahun 2023. Tetapi, anak perusahaan Meta lainnya seperti WhatsApp, sudah mendukung E2EE secara default sejak lama.

Laporan baru ini datang secara mengejutkan, pasalnya awal tahun ini Meta menyatakan bahwa E2EE default akan tersedia di Instagram dan Messenger paling cepat pada tahun 2022. Tetapi kenyataannya, fitur ini ditunda hingga 2023.

Namun, penundaan ini dapat menyebabkan kebingungan bagi perusahaan karena undang-undang yang akan berlaku di Inggris. Negara ini memberlakukan undang-undang keselamatan pada tahun 2023 yang akan mewajibkan perusahaan teknologi untuk mencegah pelecehan dan melindungi anak-anak. Meskipun tidak memerlukan enkripsi backdoors.

Menteri Dalam Negeri Inggris saat ini Priti Patel tidak malu-malu menentang enkripsi default, dia mengklaim fitur itu akan sangat membatasi kemampuan penegak hukum untuk mengejar penjahat. Meta mungkin akan menghadapi tekanan untuk mengubah rencananya pada saat hukum mulai berlaku.

Davis mengungkapkan Meta masih akan memiliki kekuatan untuk mendeteksi penyalahgunaan melalui kombinasi info tidak terenkripsi dan laporan pengguna. Penundaan itu mungkin juga menawarkan waktu untuk meyakinkan pemerintah dan mencegah potensi konflik.