Di Tengah Tekanan Pemerintah China, Pelanggan Tencent Music Tumbuh Signifikan
Bisnis muik hiburan tetap menjanjikan di China. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Tencent Music Entertainment Group China berhasil mengalahkan perkiraan analis untuk laba kuartal ketiga mereka pada Senin, 8 November, karena upaya untuk meningkatkan konten menarik lebih banyak pengguna yang membayar ke platform streaming musik seperti Spotify.

Pengguna yang membayar musik online melonjak 37,7% menjadi 71,2 juta dari tahun sebelumnya, angka itu meningkat sebesar 5 juta dari kuartal sebelumnya.

Hasil sangat baik ini justru muncul di tengah tindakan keras peraturan di China pada sektor-sektor mulai dari teknologi hingga pendidikan dan properti. Induk perusahaan, Tencent Holdings, mengatakan pada bulan Agustus mereka telah mengakhiri semua perjanjian hak cipta musik eksklusif setelah regulator melarangnya dari kesepakatan tersebut.

Tidak termasuk item, Tencent Music memperoleh 0,61 yuan per American Depository Share (ADS), melampaui perkiraan 0,49 yuan per ADS, menurut Refinitiv IBES.

"Sementara industri musik online di China beradaptasi dengan perubahan peraturan dan menghadapi persaingan untuk waktu yang dihabiskan dari layanan video pendek, kami akan terus membedakan layanan musik online dan hiburan sosial kami dan menjalankan strategi konten dan platform mesin ganda kami," Ketua Eksekutif Cussion Pang mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Bisnis layanan hiburan sosial Tencent Music, yang mencakup platform karaoke tempat pengguna dapat melakukan streaming langsung saat konser adalah sumber pendapatan utamanya.

Total pendapatan naik 3% menjadi 7,805 miliar yuan (Rp 17,3 triliun) pada kuartal ketiga, sementara analis memperkirakan 7,845 miliar yuan.

Laba yang diatribusikan kepada pemegang saham perusahaan turun menjadi 740 juta yuan, dari 1,13 miliar yuan setahun sebelumnya.