JAKARTA - Nissan mengumumkan penarikan kembali (recall) untuk model Leaf rakitan Smyrna, Tennesse, Amerika Serikat (AS). Jumlah model yang terdampak hampir 24.000 unit.
Menurut National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), penyebab dimulainya recall karena baterai bertegangan tinggi pada EV tersebut berpotensi terbakar saat melakukan pengisian daya melalui perangkat DC.
Melansir dari InsideEVs, Selasa, 8 Oktober, total kendaraan yang terdampak sebanyak 23.887 unit yang dirakit antara 29 Agustus 2018 hingga 3 November 2020. Program tersebut mencakup model dengan baterai 40 kWh dan 62 kWh, tetapi semua unit masih dalam garansi.
Dilaporkan kendaraan listrik yang terdampak memiliki baterai yang cepat panas ketika dihubungkan dengan pengisi daya cepat DC level 3. Namun, tidak ada indikator atau peringatan yang terdengar pada mobil ini.
Bila hal ini tidak diketahui oleh pengguna dan pengisi daya tetap dilanjutkan, maka paket baterai dapat terbakar sehingga meningkatkan risiko kecelakaan atau kematian yang besar.
BACA JUGA:
Pabrikan dari Jepang ini terus menyelidiki masalah ini dan data awal menunjukkan baterai lithium-ion pada kendaraan yang terkena dampak mungkin mengalami endapan lithium yang berlebihan di dalam sel baterai.
Dengan demikian, ini dapat meningkatkan hambatan listrik selama sesi pengisian daya cepat dan berpotensi terjadi fluktuasi dalam baterai tersebut.
Selain itu, Nissan juga sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak yang dirancang mencegah terjadinya kebakaran pada baterai. Diharapkan pembaruan ini dapat tersedia pada bulan November mendatang dan dikerjakan secara gratis.
Pemilik kendaraan yang terdampak telah diberitahu mengenai hal ini pada 20 September. Dalam pemberitahuan ini, pabrikan menyarankan pemilik untuk tidak menggunakan pengisi daya cepat Level 3 sampai masalah ini teratasi.
Nissan Leaf memiliki dua port pengisi daya, satu untuk Level 1 atau Level 2 untuk perangkat AC, sedangkan lainnya ialah konektor CHAdeMO untuk sistem DC charging.