JAKARTA – Memiliki kendaraan tidak hanya soal kenyamanan, tapi juga kesiapan menghadapi berbagai risiko, termasuk kebakaran. Oleh karena itu, setiap pemilik kendaraan sebaiknya menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) sebagai langkah preventif.
Selain peralatan, kesiapan mental dalam menghadapi situasi darurat, seperti kebakaran, juga sangat penting. Lalu, apa yang harus dilakukan pemilik kendaraan agar tidak panik saat menghadapi kondisi genting ini?
Presiden Direktur PT Indolok Bakti Utama, Rahmat Rezki, memberikan beberapa tips penting. Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan sumber api.
"Kebakaran biasanya terjadi di kap mesin atau kabel-kabel. Langkah pertama, buka kap mesin dan periksa dari mana api berasal, lalu padamkan segera," ujar Rahmat saat sesi tanya jawab dengan media di Cikarang, Jawa Barat, Rabu, 2 Oktober.
BACA JUGA:
Rahmat menambahkan, penting bagi produsen untuk merancang APAR yang efisien dan mudah digunakan oleh siapa saja, bahkan dalam kondisi panik.
"Tidak semua orang punya keberanian atau ketenangan saat menghadapi kebakaran. Banyak yang panik duluan. Oleh karena itu, kami terus berupaya merancang APAR yang simpel dan user-friendly," kata Rahmat.
Ia juga menyoroti rendahnya kesadaran sebagian pemilik kendaraan akan pentingnya APAR, yang sering dianggap sebagai barang mahal atau tambahan biaya yang tidak perlu. Namun, Rahmat menegaskan bahwa investasi pada APAR jauh lebih kecil dibandingkan potensi kerugian.
“Bayangkan, mobil seharga ratusan juta tapi kita enggan mengeluarkan 1-2 juta untuk APAR. Padahal, alat ini bisa menyelamatkan nyawa kita,” tegasnya.
Rahmat juga memperingatkan bahwa dengan perkembangan teknologi, risiko kebakaran semakin meningkat, terutama dengan hadirnya kendaraan listrik (EV) yang menggunakan baterai lithium, yang memerlukan jenis pemadam khusus.
"Risiko kebakaran bukan semakin berkurang, justru semakin meningkat. Dulu mungkin masalah hanya pada korsleting kabel, sekarang ada baterai lithium di kendaraan listrik," pungkas Rahmat.