JAKARTA - Minggu lalu, sebuah sedan listrik Mercedes-Benz dengan baterai buatan perusahaan China, Farasis Energy, terbakar di garasi bawah tanah sebuah apartemen di Kota Incheon, Korea Selatan. Kebakaran tersebut memakan waktu lebih dari delapan jam untuk dipadamkan dan merusak sekitar 140 mobil. Sebanyak 23 orang dilarikan ke rumah sakit akibat menghirup asap.
Atas insiden ini, Mercedes-Benz Korea menyatakan perhatian yang sangat serius dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menentukan penyebabnya yang hingga berita ini ditulis belum juga diungkap.
Menyusul kejadian itu, Pemerintah Korea Selatan akan menggelar pertemuan darurat pekan ini untuk membahas serangkaian kebakaran mobil listrik (EV) yang terjadi belakangan. Salah satu insiden di atas yang paling parah menyebabkan kerusakan besar.
Menurut data Laporan dari Markas Besar Pemadam Kebakaran dan Bencana Metropolitan Seoul yang diterbitkan pada Februari lalu menunjukkan terjadi 1.399 kebakaran di tempat parkir bawah tanah di Korea Selatan antara tahun 2013 dan 2022, dengan 43,7 persen di antaranya disebabkan oleh kendaraan. Sumber listrik menyumbang 53 persen dari kebakaran mobil di garasi bawah tanah.
BACA JUGA:
Dilaporkan Reuters, dikutip 12 Agustus, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan mengatakan pada Kamis lalu, 8 Agustus, bahwa Kementerian Pertanahan dan Industri serta badan-badan terkait lainnya, seperti Badan Pemadam Kebakaran Nasional, akan ikut serta dalam pertemuan pada Senin ini, 12 Agustus. Pemerintah berencana mengumumkan langkah-langkah komprehensif terkait kebakaran EV dalam waktu dekat.
Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran publik yang meningkat terhadap keselamatan EV, terutama saat industri ini sedang mengalami penurunan penjualan.
Sementara, menurut Yonhap News Agency, pemerintah akan kebijakan-kebijakan baru terkait masalah ini pada awal bulan depan.
Sementara itu, surat kabar Chosun Ilbo mengutip seorang pejabat kementerian perhubungan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Korea Selatan berencana mewajibkan produsen EV untuk mengungkapkan merek baterai yang digunakan dalam mobil mereka. Saat ini, produsen mobil di Korea Selatan hanya perlu memberikan informasi terbatas tentang baterai dan tidak harus menyebutkan produsennya.