Bagikan:

JAKARTA - Honda, pabrikan otomotif terbesar kedua di Jepang berdasarkan volume melaporkan kinerja keuangan positif secara global ditopang oleh pertumbuhan penjualan yang kuat di Amerika Serikat (AS), yang mampu mengimbangi penurunan penjualan di China. Faktor lain yang berkontribusi adalah nilai tukar yen Jepang yang melemah dan tingginya penjualan model hybrid.

Diketahui, dari laporan Honda sebelumnya soal penjualan global periode Januari-Maret, Honda mengalami peningkatan penjualan sebesar 17 persen di pasar terbesar mereka di luar Jepang, yaitu Amerika Serikat, dengan total penjualan sekitar 378.000 kendaraan. Namun, di sisi lain, penjualan Honda di China turun lebih dari 6 persen menjadi sekitar 207.000 kendaraan. Di China, pasar otomotif terbesar di dunia, Honda termasuk pabrikan Jepang yang kesulitan bersaing dengan merek lokal yang lebih lincah dan inovatif, yang berhasil menarik minat konsumen China dengan kendaraan listrik berteknologi canggih dengan harga terjangkau.

Atas hasil ini, dilaporkan Reuters dikutip 13 Mei, Honda Motor Co telah mengumumkan peningkatan anggaran Riset dan Pengembangan (R&D) hampir 25 persen untuk tahun fiskal ini. Langkah ini diambil untuk meningkatkan daya saing mereka di bidang kendaraan hybrid dan kendaraan listrik lainnya.

Honda memperkirakan kenaikan laba operasi sebesar 2,8 persen untuk tahun fiskal 2024/2025. Selain itu, Honda juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai 300 miliar yen (sekitar Rp30,9 triliun) setelah melampaui perkiraan analis untuk pendapatan kuartal keempat.

Lalu, Honda juga memperkirakan laba operasi untuk setahun penuh akan naik menjadi 1,42 triliun yen. Angka ini melebihi ekspektasi analis yang memprediksi laba sebesar 1,39 triliun yen.

Sebagai produsen mobil yang terlambat terjun ke kendaraan listrik murni, Honda berencana mengalokasikan dana sebesar 1,19 triliun yen untuk R&D tahun ini. Angka tersebut naik 23 persen dari tahun sebelumnya.

"Tujuan kami saat ini adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan produksi 2 juta kendaraan hybrid dalam setahun pada tahun 2030. Kami telah menyusun strategi bisnis dengan memperhitungkan investasi yang diperlukan," ungkap CEO Honda, Toshihiro Mibe, saat wawancara dengan media.

Laba operasi Honda untuk kuartal yang berakhir pada 31 Maret 2024 tumbuh lebih dari enam kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 305,6 miliar yen. Angka ini jauh melampaui perkiraan analis sebesar 248,3 miliar yen.

Fokus pada kendaraan hybrid menjadi tren yang tengah diikuti produsen mobil karena penjualan kendaraan listrik murni belum sesuai harapan. Hyundai Motor Co. dari Korea Selatan, misalnya, berencana menggunakan investasi yang dialokasikan untuk Amerika Serikat untuk memproduksi kendaraan hybrid di pabrik kendaraan listrik mereka di sana.