Bagikan:

JAKARTA- Xiaomi dengan mobil listrik terbarunya SU7 telah mengukir rekor sendiri sejak peluncurannya khususnya dari segi penjualan. Produsen teknologi asal China yang kini serius di segmen mobil listrik ini pun membeberkan rincian tentang inovasi yang digunakan, termasuk dari sisi produksinya.

Mengutip dari laman Carnewschina, Senin, 6 Mei, Jenama tersebut mengeklaim sebagai satu-satunya perusahaan mobil dalam negeri yang menggunakan dua teknologi, yaitu die cast seperti yang dilakukan Tesla tapi dikembangkan sendiri, serta sistem cluster die casting yang lebih besar yang juga dikembangkan sendiri.

Sistem teknologi yang digunakan Xiaomi dikembangkan sendiri bersama Haiti, mesin tersebut bernama 9100t dengan ukuran dua lapangan bola basket. Tentu tempat yang cukup luas.

Berdasarkan keterangan dari perusahaan, mesin tersebut dapat menciptakan bagian belakang sedan listrik SU7 dan mengurangi 72 bagian, yang sebelumnya memerlukan stamping dan pengelasan. Kini untuk membuat bagian belakang dapat diproduksi dalam 100 detik atau 45 persen lebih cepat, dan juga membuat pengurangan 840 titik pengelasan.

Meski memiliki waktu yang lebih cepat, salah satu kritikan terhadap manufaktur tersebut adalah biaya penggantian komponen jika mengalami kerusakan. Namun demikian Xiaomi dikabarkan telah menerapkan desain berlapis atau tiga tahap, di mana jika terjadi tabrakan dengan kecepatan rendah hingga menengah hanya desain luar dan crumple zone saja yang perlu diganti.

Pabrik Xiaomi yang memproduksi SU7 memiliki otomatisasi tingkat tinggi, dan jika kapasitasnya ditingkatkan maka jenama tersebut mampu memproduksi 40 mobil per jam atau satu mobil setiap 76 detik. Saat ini, di pabrik tersebut terdapat lebih dari 700 robot di pabrik dan 181 unit robot bergerak otonom (AMR).

Sebagai tambahan informasi, Xiaomi telah mengembangkan mesin die casting yang terdiri dari 60 perangkat dan 433 proses, dan Super 9100t hanya salah satunya. Artinya akan banyak hal baru yang diciptakan oleh Xiaomi.