JAKARTA - Kendaraan listrik menjadi fokus utama pelaku industri otomotif demi mengurangi konsumsi bahan bakar beremisi, baik hadir dalam bentuk hybrid, PHEV, maupun Electric Vehicle (EV).
Tetapi, tak semua pabrikan setuju beralih sepenuhnya ke elektrifikasi. Ada beberapa pabrikan yang masih mempertahankan cara konvensional, seperti Toyota. Pabrikan dari Jepang ini cukup vokal pada pendiriannya yang menyatakan mempertahankan mesin pembakaran (ICE) yang akan berdampingan dengan EV murni. Misalnya, di saat beberapa pabrikan memutuskan akan menghentikan produksi mesin diesel, Toyota mengatakan sebaliknya. Perusahaan memprediksi powertrain tersebut masih bisa menunjukkan eksistensinya dalam beberapa dekade ke depan.
“Diesel, meskipun banyak komentar ini akan habis, mesin itu tidak mati,” tegas Vice President Sales and Marketing Toyota Australia Sean Hanley dikutip dari Top Gear Philippines, Senin, 1 April.
Meskipun produk pikap seperti Hilux akan beralih ke EV, pabrikan mengatakan bahwa mesin diesel masih dipercaya pada kendaraan niaga dan tetap akan dipertahankan sebagai opsi menarik dalam beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA:
Dengan mempertahankan langkah ini, tentu Toyota mengakui akan ada beberapa tantangan yang harus dihadapinya, salah satunya berjuang dalam mencari sumber bahan bakar.
Perusahaan mengakui bahwa cadangan minyak tidak akan bertahan selamanya, namun perusahaan tengah mencari alternatif lainnya seperti bahan bakar sintetis.
Bahan bakar dari minyak nabati yang diolah dengan Hidro atau HVO bisa menjadi opsi yang menarik dalam mempertahankan mesin diesel sehingga powertrain ini dapat bertahan lebih lama lagi.