JAKARTA - Perlombaaan sejumlah pabrikan dalam menghadirkan kendaraan listrik (EV) ternyata berdampak negatif di pasar. Segmen tersebut kini mulai mengalami perlambatan permintaan secara global dan berdampak buruk bagi sejumlah pabrikan itu sendiri.
Investasi yang dilakukan untuk pengembangan teknologi telah melampaui permintaan EV, sehingga meningkatkan kemungkinan perusahaan memangkas biaya pengembangan untuk menghindari kebangkrutan.
Hal ini dibenarkan oleh CEO General Motors, Mary Barra, yang mengatakan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik melambat, sehingga menimbulkan ketidakpastian terhadap segmen ini.
“Hal ini benar, laju pertumbuhan kendaraan listrik telah melambat, sehingga menciptakan ketidakpastian. Kami akan produksi sesuai dengan permintaan,” kata Barra, dilansir dari Reuters, Kamis, 1 Januari.
Perusahaan induk dari merek Chevrolet dan Cadillac tersebut telah memangkas biaya target produksi EV karena lambatnya permintaan, namun sang CEO akan mengupayakan mendorong penjualan kendaraan listrik di AS dengan perkiraan meningkat sekitar 10 persen pada tahun ini.
BACA JUGA:
Langkah ini diikuti oleh pesaingnya, seperti Ford, yang memangkas jumlah produksi EV karena tingkat pertumbuhan yang meningkat lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya, Elon Musk selaku CEO Tesla, telah memperingatkan akan adanya perlambatan tajam dalam permintaan kendaraan listrik tahun ini.
Bahkan, perlambatan yang terjadi pada bulan ini dapat berdampak pada beberapa perusahaan yang memutuskan untuk menarik kembali rencana yang telah diusung sebelumnya, sebagai contoh yang dilakukan oleh Renault.
Belum lama ini, perusahaan asal Prancis ini membatalkan rencana untuk mendaftarkan bisnis khusus EV, Ampere, karena kondisi pasar yang tengah lesu.
Perusahaan lainnya seperti Volkswagen Group juga menunda rencana mencari investor luar untuk unit baterai PowerCo karena prospek bisnis di pasar kendaraan listrik berlangsung meredup pada pertengahan musim dingin.
Sebelumnya, Stellantis telah mengumumkan rencana untuk menghentikan sementara produksi Fiat 500e selama beberapa minggu dari Februari ini hingga Maret. Ini bukan tindakan pertama yang diambil oleh perusahaan tersebut, yang menyebut penjualannya jauh di bawah perkiraan sebagai alasan.