JAKARTA - Raksasa otomotif asal China, BYD, memiliki ambisi tinggi untuk mengukuhkan kehadirannya di pasar Jepang. Mereka merencanakan penjualan sebanyak 30.000 kendaraan listrik setiap tahunnya mulai tahun 2025 dan akan mendirikan 100 diler.
Carnewschina melaporkan saat pertama BYD memasuki pasar Jepang pada Juli 2022, membawa tiga model sekaligus, yaitu Seal, Dolphin, dan Atto 3.
Pada bulan Oktober 2023, dalam ajang Tokyo Auto Show, merek asal China tersebut juga memperkenalkan SUV tangguh, YangWang U8, untuk debutnya di luar negeri, yang kemudian menjadi perbincangan hangat terkait kehadirannya di Jepang.
Pada Oktober lalu juga, Wang Chuanfu mengundang puluhan diler ke sebuah hotel di Tokyo dan memaparkan strategi BYD di Jepang selama lebih dari satu jam, seperti yang dilaporkan oleh Nikkei Asia.
Meskipun rencana awalnya adalah memasuki pasar Jepang dengan mengandalkan penjualan online, Liu Xueliang, Presiden BYD Jepang, mengungkapkan bahwa strategi mereka beralih ke diler tradisional.
"Karena kami berada di Jepang, di mana tidak banyak orang yang mengenal merek kami, kami perlu menghubungkan orang dengan kendaraan dan diler," kata Liu kepada Nikkei.
Liu juga menyebutkan bahwa konsumen Jepang sangat sensitif terhadap dunia otomotif dan sulit untuk mendapatkan informasi melalui akses online.
Ketika ditanya mengenai alasan BYD untuk berinvestasi besar di pasar yang cukup sulit seperti Jepang, Liu memberikan jawaban yang menarik.
"Kami ingin mengambil apa yang dipelajari di Jepang dan menyebarkannya ke Asia dan seluruh dunia," tambahnya.
BACA JUGA:
Keseriusan BYD dalam memasuki pasar Jepang menjadi hal yang layak dinantikan, terutama mengingat Jepang telah lama menjadi benteng bagi produsen mobil asing. Saat ini, penjualan mobil lokal masih mendominasi dengan pangsa pasar lebih dari 90 persen, sementara kendaraan listrik masih memiliki pangsa pasar yang belum signifikan dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin.
BYD Masuk Indonesia Awal Tahun 2024
BYD menyatakan siap masuk pasar Indonesia melalui lini kendaraan penumpang (passenger car) pada semester pertama tahun 2024.
General manager BYD Asia-Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang mengatakan bahwa perusahaan itu sangat serius menatap potensi pasar otomotif Indonesia yang sedang berkembang, termasuk mobil listrik.
"Tren sudah tak bisa dikesampingkan. Sudah clear soal transisi ke NEV (new energy vehicle)," kata Liu Xueliang di Kantor Pusat BYD, Shenzhen pada Rabu, dilansir ANTARA, 20 Desember.
"Indonesia marketnya berkembang, jadi kami sangat serius. BYD segera masuk pasar Indonesia," tutur Liu Xueliang.
Eagle Zhao Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia menjelaskan, sebelum masuk ke pasar mobil penumpang, mereka sudah mempelajari karakteristik market otomotif di Indonesia.
BYD sebelumnya sudah menjajal lalulintas Jakarta melalui armada taksi Blue Bird dan bus TransJakarta.
Ia mengatakan, menggunakan armada transportasi umum merupakan cara yang tepat untuk menguji ketangguhan mobil, karena mobil itu terus bekerja di medan jalan yang bervariasi, berbagai cuaca, muatan yang banyak, hingga cara berkendara supir yang berbeda-beda.
"Sejak dua tahun lalu, kami serius untuk mendalami Indonesia. Kami juga mempelajari segmen produk, teknologi yang relevan, serta infrastruktur yang available," kata Eagle.
Di sisi lain, Eagle tak mau membocorkan jenis kendaraan yang akan dibawa ke Indonesia. Ia hanya menyatakan siap berkompetisi dengan membawa produk yang kompetitif.