Bagikan:

JAKARTA - Toyota Motor berencana memperpanjang kebijakan pengurangan produksi di salah satu usaha patungannya di China, sebagai respons terhadap tekanan persaingan yang semakin meningkat di pasar otomotif China.

Rencana pemotongan produksi yang sebelumnya berlangsung selama Oktober dan November kini diperpanjang hingga tiga bulan ke depan. Langkah ini diambil untuk mengelola tekanan persediaan di jaringan diler serta memastikan kelancaran operasional perusahaan di tengah persaingan yang ketat.

Menurut pernyataan FAW-Toyota yang dilaporkan Reuters, Selasa, 7 November, produksi akan dikurangi secara signifikan pada bulan Desember hingga Februari tahun depan. Rencananya, penjualan mobil ke jaringan diler akan dikurangi sebanyak 66.000 unit pada bulan Desember, 60.000 unit pada bulan Januari, dan 38.000 unit pada bulan Februari.

Meskipun Toyota telah berhasil menghindari dampak negatif yang dialami oleh merek Jepang lainnya di China, seperti Nissan, Honda, dan Mitsubishi, perusahaan ini tetap dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga posisinya di pasar global dan mempertahankan reputasinya sebagai perusahaan otomotif terbesar di dunia.

Pasar otomotif China sendiri telah disesaki oleh produsen lokal seperti BYD, yang telah berhasil memperluas jangkauan globalnya dengan memasarkan kendaraan ramah lingkungan, termasuk plug-in hybrid (PHEV) dan kendaraan listrik (EV) dengan harga yang kompetitif.

Sebelumnya pada bulan Juli, Toyota telah mengakhiri kontrak 1.000 pekerja di perusahaan patungannya dengan Guangzhou Automobile Group (GAC) akibat masalah produksi.

Dengan penjualan sebesar lebih dari 1,2 juta mobil ke diler di China pada periode Januari hingga September, Toyota saat ini menempati peringkat ketiga setelah BYD dan Volkswagen, meskipun tercatat mengalami penurunan sebesar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.