JAKARTA - Demi memajukan industri ramah lingkungan, Hyundai Motor Company menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Poh Tiong Choon Logistic Limited (PTC) untuk membangun ekosistem mobilitas hidrogen di Singapura.
PTC merupakan penyedia layanan logistik terkemuka di Singapura. Kemitraan ini akan menggabungkan keahlian, pengalaman, dan sumber daya mereka dalam membangun ekosistem hidrogen secara berkelanjutan, mulai dari produksi hingga pemanfaatan.
Kolaborasi tersebut juga mencakup eksplorasi dan pengembangan proyek untuk menciptakan ekosistem hidrogen, kendaraan komersial, dan model bisnis, demikian menurut lansiran pada laman perusahaan, Sabtu, 25 November.
Ini tentunya sejalan dengan apa yang ingin dicapai oleh Singapura, yakni mencapai 50 persen penggunaan hidrogen dalam pembangkit listrik pada 2050 mendatang sekaligus mengembangkan teknologi hidrogen melalui jalur dekarbonisasi.
Hidrogen bukanlah hal yang baru bagi raksasa otomotif asal Korea Selatan tersebut. Perusahaan juga telah mengumumkan rencananya untuk memproduksi hidrogen menggunakan biogas yang berasal dari pengolahan limbah makanan pada awal September lalu.
Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk memperlihatkan sistem yang mampu menghasilkan 216 kilogram hidrogen hijau setiap harinya dengan memanfaatkan biogas yang dihasilkan oleh SL Corporation dalam dua tahun ke depan.
BACA JUGA:
Selain itu, Hyundai memiliki satu-satunya model produksi dengan teknologi hidrogen, yakni Nexo. Mobil ini bersaing dengan Toyota Mirai dalam segmen ini di pasar AS. Meskipun model ini kalah saing dari kompetitornya itu, mobil ini masih diminati oleh beberapa kalangan yang membutuhkan mobilitas ramah lingkungan selain EV.
Selama kuartal ketiga, unit Fuel Cell Vehicle (FCV) telah terjual sebanyak 966 kendaraan di AS atau meningkat 531 persen dibandingkan tahun lalu dengan 882 unit dikuasai oleh Mirai dan Nexo hanya terjual 68 unit di Negeri Paman Sam.