Bagikan:

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, pertumbuhan penjualan kendaraan listrik (EV) justru melambat terutama di wilayah Eropa seperti yang dialami produsen besar Tesla, Volkswagen, dan Mercedes-Benz.

Dilaporkan Reuters, Selasa, 14 November, penjualan EV di Eropa meningkat 47 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Namun, produsen utama mengalami hasil yang kurang memuaskan. Faktor seperti suku bunga tinggi dan pasar yang lesu menyebabkan penurunan minat pembeli terhadap EV. Sebagai contoh, pesanan kendaraan listrik dari merek terkemuka seperti Volkswagen hanya mencapai setengah dari jumlah tahun sebelumnya.

Trend ini juga dipengaruhi oleh konsumen yang menunggu model EV yang lebih baik dan lebih terjangkau yang diharapkan akan tersedia dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Namun, alasan perlambatan ini tidak hanya itu saja. Menurut sejumlah pihak, termasuk diler di Eropa dan hasil penelitian empat analis data global, ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran konsumen terhadap aspek keselamatan, jangkauan, dan harga kendaraan listrik masih berkontribusi pada tren ini.

"Masalah utamanya adalah ketidakpastian," kata Thomas Niedermayer, pemilik diler asal Jerman.

Data dari AutoTrader juga mendukung pandangan ini, menunjukkan bahwa EV terbaru di Inggris memiliki harga 33 persen lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Selain itu, model entry-level terbaru dari produsen China seperti BYD dan Nio, yang akan masuk pasar sebelum tahun 2025, juga dianggap sebagai faktor pendorong lambatnya adopsi EV di Eropa.

Para kritikus sudah lama memperingatkan bahwa kurangnya daya tarik harga pada kendaraan listrik dapat menghambat pertumbuhan penjualan, terutama di kalangan pengguna awal dan perusahaan armada. Kinerja yang kurang memuaskan pada bulan September, survei sentimen konsumen, dan komentar negatif dari produsen mobil dan diler menunjukkan bahwa Eropa mungkin telah memasuki era pertumbuhan yang lebih rendah.

Produsen mobil AS seperti Ford dan GM juga mengalami kesulitan serupa. Kedua perusahaan baru-baru ini mengumumkan penundaan peluncuran model EV yang lebih terjangkau dan pemangkasan pengeluaran sebagai tanggapan terhadap penurunan permintaan dan biaya produksi yang lebih tinggi, terutama setelah kontrak baru dengan United Auto Worker.