JAKARTA - Chery, salah satu produsen otomotif terkemuka asal China yang tengah meraih popularitas signifikan di kancah global maupun di dalam negeri. Kesuksesan ini didukung oleh beragam kendaraan inovatif dengan teknologi canggih dan performa berkendara yang andal. Peran penting juga dimainkan oleh pabrik mereka yang modern, 'Chery Intelligent Connected Mega Factory' yang berlokasi di China.
Perusahaan mengeklaim, bahwa pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 kendaraan per tahun dan 200.000 suku cadang knockdown, sehingga dapat menghasilkan 60 mobil per jam..
Shawn Xu, Presiden PT Chery Sales Indonesia dan Vice President Chery International, mengatakan bahwa pabrik ini dapat melakukan produksi berkapasitas besar berkat menerapkan teknologi AI yang canggih dan ramah lingkungan.
“Hal ini merupakan langkah kami untuk mewujudkan visi Chery sebagai produsen kendaraan yang bekerja berdasarkan inovasi teknologi, sehingga dapat menghadirkan produk yang maju bercita rasa teknologi kepada para konsumen,“ kata Shawn, dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis, 19 Oktober.
Pengembangan basis produksi perakitan mengusung teknologi yang cerdas dan saling terhubung, sehingga produktivitas dan efisiensinya tinggi dan biaya pengoperasian rendah namun kualitas produk terjamin.
Chery Intelligent Connected Mega Factory memiliki area seluas 830.000 m3 dengan luas bangunan 550.000 m3, dengan memiliki 164 outlet kerja, enam jalur produksi utama yang canggih, lima jalur sub-perakitan, dan tiga jalur inspeksi presisi tinggi untuk produksi lebih dari 10 model.
Secara keseluruhan, fasilitas utama meliputi bengkel stamping, bengkel las, bengkel pengecatan, bengkel perakitan umum, bengkel modular, bengkel mesin, bengkel transmisi, dan fasilitas pendukung yang relevan.
BACA JUGA:
Pabrik ini mempekerjakan lebih dari 300 robot sehingga pengerjaannya menjadi efisien. Untuk bengkel perakitan, memiliki beberapa keunggulan dalam produksi seperti proses yang singkat dan mengusung sistem yang cerdas.
Kinerja pabrik juga semakin canggih dengan adanya robot pendeteksi perbedaan tampilan permukaan yang bekerja secara online dan memiliki akurasi hingga 0,1mm.