Bagikan:

JAKARTA - Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, Tokyo dinilai membutuhkan layanan taksi otonom yang bisa menjadi pilihan mobilitas praktis bagi warganya. Selain itu, taksi otonom dapat membantu mengatasi masalah utama yang dihadapi Jepang saat ini, yaitu kekurangan supir setelah lebih dari 10.000 supir meninggalkan pekerjaan selama pandemi.

Untuk memenuhi itu, Honda telah mengembangkan kendaraan tanpa pengemudi dengan bekerja sama dengan General Motors dan anak perusahaannya, Cruise, yang telah menguji taksi otonomnya di empat kota di Amerika Serikat.

Ketiga perusahaan ini berencana meluncurkan taksi otonom ini pada awal 2026 dengan dimulai dari puluhan unit mobil di pusat Tokyo, dan dapat diperluas hingga 500 kendaraan, sebelum layanan yang diberi nama "Cruise Origin" ini bisa dicoba di daerah lain di Jepang.

Cruise Origin ini dapat dilihat publik secara langsung dalam gelaran Japan Mobility Show 2023 yang berlangsung pada akhir Oktober ini.

“Kami ingin pelanggan di Jepang merasakan pengalaman dan kegembiraan mobilitas baru, akan menjadi langkah besar menuju terwujudnya kemajuan mobilitas masyarakat. Lalu lintas di Tokyo itu rumit akan menjadi tantangan besar, namun dengan bekerja sama dengan Cruise dan GM, Honda akan mengerahkan segala upaya untuk mewujudkannya menjadi nyata,” kata CEO Honda Toshihiro Mibe dalam pernyataan perusahaan, Kamis, 19 Oktober.

5

Kendaraan yang dirancang Honda berbentuk kotak ini dapat mengangkut hingga enam penumpang, tanpa kursi pengemudi atau setir, memungkinkan penumpang duduk saling berhadapan di dalam ruang kabin yang dapat digunakan untuk rapat saat bepergian.

“Melalui kemitraan penting dengan Cruise dan Honda, inovasi kami dan keahlian kami yang maju dalam perangkat lunak dan perangkat keras mutakhir dapat membantu lebih banyak orang di seluruh dunia mencapai tujuan mereka,” sambung CEO GM Mary Barra.

Diketahui, Jepang memperkenalkan undang-undang lalu lintas yang direvisi pada bulan April, yang memungkinkan pengemudi otomatis level 4 beroperasi di jalan umum dengan beberapa persyaratan, seperti persyaratan untuk pemantauan jarak jauh.

Makanya, Mibe mengatakan bahwa perusahaan patungan ini harus mendapatkan persetujuan untuk Cruise Origin mengingat kendaraan tersebut tidak dilengkapi dengan kursi pengemudi.

Sementara, terkait dengan tantangan berkendara dengan setir di sisi kiri di Jepang dan jalan-jalan sempit di Tokyo yang dapat menyebabkan kecelakaan, CEO Cruise Kyle Vogt mengatakan bahwa keselamatan adalah prioritas utama dan perusahaan telah menyempurnakan teknologinya di Amerika Serikat.

Adapun Honda, dilansir Bloomberg, kamis, 19 oktober sebenarnya telah memperkenalkan mobil penumpang otonom level 3 pertama di Jepang pada tahun 2021, namun hanya menawarkan 100 sedan Legend dengan harga 11 juta yen (Rp1,1 miliar) per unit. Pada level 3 ini, kendaraan dapat melakukan sebagian besar tugas, tetapi manusia masih diperlukan untuk mengambil alih jika diperlukan.