JAKARTA - Pada tanggal 9 Agustus ini, Jepang akan meningkatkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Jepang akan memperpanjang larangan ekspor mobil mewah ke Rusia sehingga akan mencakup semua kendaraan baru dan bekas termasuk kendaraan hibrida dan listrik, dan mobil ICE dengan kapasitas mesin 1900cc atau lebih besar
Selain barang-barang di atas, dikutip dari Reuters, 28 Juli, Jepang juga melarang ekspor sejumlah barang yang dapat digunakan untuk keperluan militer, termasuk baja, produk plastik, dan suku cadang elektronik.
Tindakan pembatasan yang lebih luas ini mengikuti langkah serupa yang diambil oleh negara sekutu Jepang. Diketahui, pada bulan Mei saat KTT G7 di Hiroshima kepala negara G7 telah bersepakat untuk memutus pasokan teknologi dan peralatan ke Rusia yang dapat mendukung upaya perang negara tersebut. Langkah ini diambil setelah lebih dari setahun sejak Rusia menyerbu Ukraina.
Pada April tahun lalu, pemerintah Jepang juga telah melarang ekspor kendaraan mewah ke Rusia. Dengan larangan yang diperluas ini, Jepang hanya akan dapat mengekspor beberapa mobil berukuran kecil ke Rusia.
Meskipun produsen mobil terkemuka seperti Toyota dan Nissan telah menghentikan kegiatan manufaktur mereka di Rusia, beberapa produsen otomotif Jepang lainnya masih terus menjual mobil di negara tersebut. Namun, dalam beberapa kasus, mobil-mobil tersebut sering diimpor secara paralel, dengan sebagian besar diproduksi di China — bukan di Jepang — dan dijual melalui program mobil bekas diler.
Jika nanti diberlakukan larangan ekspor mobil listrik dan hibrida ke Rusia, tampaknya produsen mobil Jepang akan menghadapi tantangan baru dalam menghadapi pasar otomotif Rusia.
BACA JUGA:
Di sisi lain, produsen mobil China akan mendapatkan kesempatan emas untuk menguasai pangsa pasar yang ditinggalkan oleh merek-merek negara sekutu. Sebelum sanksi diberlakukan saja, ekspor mobil China ke Rusia naik tiga kali lipat menjadi 140.000 unit di awal tahun 2023, dan tercatat produsen mobil China Geely yang paling banyak mengalami kenaikan penjualan sebesar 88 persen.