Bagikan:

JAKARTA - Pabrikan otomotif terkemuka dunia berusaha berperan dalam menciptakan udara yang bersih dengan mengadopsi langkah-langkah revolusioner dalam praktik produksi, pengiriman kendaraan, dan kerja sama dengan pemasok.

Salah satu produsen kendaraan ternama, Hyundai Motor Group (HMG), bersama dengan anak perusahaan Kia Corp., telah memperkenalkan Supplier CO2 Emission Monitoring System (SCEMS) yang menggunakan kecerdasan buatan (AI). Sistem ini bertujuan untuk mengelola emisi karbon dari mitra bisnis mereka di setiap tahap rantai pasokan.

Seung Hyun Hong, Kepala Pusat Riset dan Rekayasa Bahan Hyundai & Kia, menjelaskan bahwa SCEMS memberikan pendekatan revolusioner dalam mengelola emisi karbon dan berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim global. Hal ini membuka era baru bagi rantai pasokan yang berkelanjutan.

"Dengan bangga, kami berada di garis depan perjalanan transformatif ini, bekerja sama dengan mitra kami untuk membentuk masa depan yang lebih hijau dan cerah bagi semua," ujar Hong dalam keterangan resminya, Kamis, 27 Juli.

SCEMS didesain untuk menghitung kadar emisi karbon dari mitra kerja sama di setiap tahap rantai pasokan. Hyundai dan Kia telah menguji efektivitas teknologi ini dan berhasil mengumpulkan data emisi karbon dengan cepat dan aman.

Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi blockchain berkinerja tinggi, mitra bisnis dapat secara efisien memantau dan mengelola data yang terkumpul serta status emisi karbon di tempat kerja masing-masing.

Dengan menggunakan sistem ini, Hyundai dan Kia menegaskan komitmen mereka untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong program keberlanjutan di industri otomotif.

Tidak hanya itu, Hyundai dan Kia juga memiliki rencana strategis untuk menjadi produsen mobil listrik terkemuka pada 2030. Keduanya berencana merilis total 31 model mobil listrik bertenaga baterai pada tahun 2030, termasuk Kia EV9 yang dijadwalkan diluncurkan bulan ini, serta Hyundai Ioniq 7 yang akan hadir pada tahun depan.