JAKARTA - Bukan rahasia bila Tesla dikatakan sebagai pelopor kendaraan listrik massal pada masa sekarang. Atas kehadirannya pula telah memotivasi berbagai pabrikan besar dan perusahaan rintisan lain untuk menciptakan inovasi dalam membangun EV.
Salah satu negara yang pesat dalam pengembangan kendaraan listrik ialah China melalui perusahaan seperti BYD, Nio, Xpeng dan lainnya. Bahkan, beberapa merek tersebut mendapat pujian dari CEO sekaligus pendiri Tesla, Elon Musk.
"Mereka bekerja keras dan bekerja dengan cerdas. Jadi jika saya menebak, mungkin beberapa perusahaan dari China kemungkinan besar akan menjadi yang kedua setelah Tesla," ujar Musk yang dikutip dari Electrek, Minggu, 28 Mei.
Sepertinya apa yang dikatakan Musk akan terjadi. Pasalnya, perusahaan seperti BYD berhasil menjual mobil plug-in hybrid sebanyak 1,8 juta unit dengan 946.238 unit di antaranya mobil Battery Electric Vehicle (BEV) pada 2022 lalu.
Jumlah tersebut tentunya mendekati Tesla yang telah menjual 1,3 juta unit BEV pada tahun lalu untuk pasar global.
Mundur satu dekade lalu, Elon Musk sendiri pernah meremehkan produsen mobil kendaraan listrik China khususnya BYD karena eksistensi mobil mereka saat itu belum masif seperti sekarang.
Namun, Elon Musk merespon interviewnya tersebut melalui akun twitter resminya. Ia mengatakan, bahwa hal tersebut telah terjadi pada beberapa tahun lalu. Pada masa sekarang, BYD cukup kompetitif dalam memproduksi mobil.
"Itu (interview) terjadi pada beberapa tahun lalu. Mobil mereka sangat kompetitif beberapa waktu terakhir," tulis Elon Musk dalam unggahannya.
BACA JUGA:
Di lain pihak, menanggapi persaingan produsen mobil listrik saat ini, CEO Ford Jim Farley dilansir CNBC Internasional, Kamis, 24 Mei, malah menyampaikan jika persaingan terbesar dalam kendaraan listrik bukanlah dengan Tesla, General Motors, atau Toyota.
“Saingan terbesar adalah pembuat mobil China, bukan Tesla, GM atau Toyota,” kata Farley.
Farley mengatakan perusahaan China seperti BYD yang didukung Warren Buffett berada di depan pabrikan besar AS dan semua perusahaan rintisan kendaraan listrik. Pabrikan China menurutnya lebih mudah dalam mendapatkan komponen pembuat mobil listrik juga bahan kimia baterai serta teknologi baru yang semua itu bisa membuat harga mobilnya lebih terjangkau.
Dia menggunakan BYD sebagai contoh utama pembuat mobil China yang telah berhasil mengembangkan dan menjual EV, pertama di China, dan sekarang di Eropa.
“Saya suka BYD. Benar-benar terintegrasi secara vertikal, agresif. Perusahaan yang sangat, sangat mengesankan. Dan mereka selalu berkomitmen pada listrik, ”kata Farley ketika ditanya perusahaan mana yang melakukan EV dengan benar.