Sesmenpora: Kompetisi Boleh Jalan, Tetapi dengan 3 Catatan
Kompetisi Liga 1 rencananya bergulir lagi pada awal Oktober mendatang (Foto: Liga Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewabroto mengatakan, pemerintah tak bermaksud membatasi pengurus cabang olahraga untuk menggelar sebuah kegiatan. Namun, dia berharap cabor bisa memenuhi persyaratan untuk bisa melakukan kegiatan olahraga di tengah pandemi COVID-19.

Menurut Gatot, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Hal itu berdasarkan hasil komunikasi dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19, beberapa waktu lalu. Poinnya adalah, ujar Gatot, setiap cabor dipersilakan menggelar kompetisi, tetapi dengan catatan.

Syarat pertama adalah harus dilakukan tes PCR sehari sebelum pertandingan. Kemudian yang kedua dipastikan, di sana ada ketertiban penonton. Untuk hal ini, Sesmenpora memuji langkah PSSI yang sudah menetapkan pertandingan Liga 1 dan 2 akan dihelat tanpa penonton.

"Nah persoalan berikutnya, sering ada hiruk pikuk tentang suporter. Jangan sampai di dalam stadion nggak ada penonton atau dibatasi, nggak taunya di luar pada nunggu. Itu harus diatur," ujar Gatot dalam diskusi di kanal YouTube BNPB.

Gatot juga mengingatkan, jangan sampai ada kasus yang terindikasi positif COVID-19 jika nantinya sudah bertanding di sebuah daerah. Menurutnya, tak menutup kemungkinan gugus tugas setempat menganulir atau memutuskan kompetisi tak bisa berlanjut.

"Poinnya adalah harus ada koordinasi yang rapi antara Kemenpora, pihak cabang olahraga, dan pihak gugus tugas setempat," tutur Gatot.

Kemudian Gatot menyoroti keputusan PSSI yang memusatkan pertandingan Liga 1 dan 2 di Pulau Jawa. Seperti diketahui, ada beberapa klub yang akan berkandang di sekitaran Yogyakarta. Gatot berseloroh kepada beberapa manajer tim jangan sampai Yogyakarta menjadi kluster baru karena di sana relatif cukup stabil.

"Jadi ini hal yang juga perlu diperhatikan. Poinnya adalah pemerintah tidak menghalangi, pemerintah sadar olahraga itu multi player effect-nya tinggi untuk akomodasi, transportasi, kuliner dan sebagainya, tetapi sekali lagi lebih baik kita tetap patuh pada protokol kesehatan," kata Gatot.