JAKARTA - Wali kota kota Nagoya Takashi Kawamura pada Kamis dikecam di internet dan ditegur Toyota Motor Corp karena memasukkan medali emas Olimpiade ke mulutnya dalam sebuah acara yang ditujukan guna merayakan kemenangan pitcher sofbol Miu Goto di Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam insiden itu, Takashi Kawamura melepas maskernya dan menggigit medali emas yang diraih Goto saat dia berdiri di depan latar belakang yang digunakan untuk konferensi pers yang mendesak orang agar rajin mencuci tangan dan menjaga jarak guna mencegah infeksi COVID-19.
Posting-posting trending di Twitter menyebutkan Kawamura telah mengubah medali emas milik Goto menjadi medali kuman. Bahkan ada yang sampai menyarankan agar Goto mencari medali pengganti yang diraihnya dalam Olimpiade Tokyo 2020 saat membela Jepang itu.
名古屋市の河村市長が4日、東京オリンピックで活躍したソフトボールの後藤希友投手から金メダル獲得の報告を受けた際、披露されたメダルを突然、口に入れてかみ、市役所に批判の電話やメールなどが相次いでいます。https://t.co/EvgKelGPyR#nhk_video pic.twitter.com/iFMbMYpCEi
— NHKニュース (@nhk_news) August 4, 2021
Menggigit medali emas adalah hal yang biasa dilakukan atlet, dan bahkan memicu cuitan lucu dari akun resmi Tokyo2020 untuk menyatakan "medali tak bisa dimakan"
“Sangat disayangkan dia tak bisa merasakan kekaguman dan rasa hormat kepada sang atlet,” kata Toyota mengenai kelakuan Kawamura itu. "Dan sangat disesalkan dia tidak mau memikirkan pencegahan infeksi," kata produsen otomotif terbesar di dunia itu, seperti dikutip Antara dari Reuters.
Seorang pejabat di balai kota Nagoya mengatakan Kawamura belum mengeluarkan tanggapan atas kritik Toyota yang merupakan pemilik tim sofbol Red Terriers yang diperkuat Goto, dan menguasai perekonomian wilayah Jepang tengah di mana Nagoya berada.
BACA JUGA:
Tindakan sang wali kota yang nyata mengabaikan etiket virus corona di Jepang di mana mengenakan masker sudah menjadi kebiasaan, bahkan selama musim panas sekalipun, terjadi pada saat kasus COVID-19 di Jepang tengah melonjak akibat menyebarnya varian Delta yang lebih menular.
Kawamura yang pernah menuai kontroversi karena berusaha menutup pameran tentang perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil tentara Jepang selama Perang Dunia Kedua, April lalu terpilih kembali untuk masa jabatan keempat.