MANILA - Tenis tunggal putri menambah koleksi emas Indonesia di ajang SEA Games Filipina setelah Aldila Sutjiadi mengalahkan wakil Vietnam Nguyen Savanna Ly dengan skor 6-0 dan 7-5 di partai final, Jumat, 6 Desember.
"Saya sangat senang bisa mempersembahkan medali emas. Ini yang pertama bagi saya di SEA Games," ujar Aldila usai pertandingan seperti dilansir dari Antara.
Menurut atlet 24 tahun itu, lawannya Savanna Ly tampil baik terutama di set kedua di mana dia sempat memaksakan skor imbang 5-5. Namun, peraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018 itu terus fokus dan akhirnya menang 7-5.
"Set pertama saya bermain lepas. Di set kedua saya agak sedikit tegang dan kendor. Namun saya sebisa mungkin fokus dan mengejar di akhir," tutur Aldila.
Prestasi yang diraih Aldila di lapangan tenis Kompleks Olahraga Rizal Memorial, Manila itu menjadi yang pertama baginya di SEA Games. Sebelumnya, catatan tertinggi Aldila di SEA Games adalah mendapatkan medali perunggu di nomor ganda putri dan beregu putri empat tahun lalu.
Adapun terakhir kali Indonesia mendapatkan medali emas SEA Games dari tenis tunggal putri adalah pada 2011, ketika Ayu Damayanti mengandaskan petenis Thailand Noppawan Lertcheewarkarn.
Aldila berpotensi mendapatkan medali emas keduanya di SEA Games 2019 karena dia akan tampil di final ganda campuran bersama Christopher Rungkat menghadapi Sanchai Ratiwatana/Tamarine Tanasugarn pada Sabtu besok.
Aldila menegaskan, dia dan Christopher harus bermain agresif di partai final demi meraih medali emas. Hal itu penting karena lawan mereka di partai puncak adalah pasangan senior asal Thailand Sanchai Ratiwatana dan Tamarine Tanasugarn.
“Kami harus bermain agresif karena lebih muda dari segi umur dan unggul dalam kecepatan,” ujar Aldila.
Usia ganda campuran Thailand memang jauh di atas Aldila (24 tahun) dan Christoper Rungkat (29 tahun). Sanchai berumur 37 tahun, sementara Tamarine sudah menginjak usia 42 tahun. Meski demikian, Aldila menyadari Sanchai dan Tamarine tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski sudah cukup uzur, keduanya masih aktif mengikuti turnamen-turnamen tenis internasional.
Selain itu, Sanchai dan Tamarine sangat berpengalaman di SEA Games. Tamarine meraih medali emas pertamanya di SEA Games pada tahun 1995 atau tahun kelahiran Adila. Adapun Sanchai pernah mendapatkan emas tenis ganda campuran di SEA Games 2007.
“Jadi penting bagi kami untuk berlaga dengan taktis karena lawan lebih berpengalaman,” tutur Aldila.
Pasangan Aldila/Christopher merupakan salah satu andalan Indonesia untuk menyumbangkan medali emas SEA Games 2019 setelah mereka merebut medali emas di ajang Asian Games 2018.
Terakhir kali Indonesia mendapatkan medali emas SEA Games dari tenis ganda campuran adalah pada SEA Games 2003 atau 16 tahun lalu melalui pasangan Suwandi/Wynne Prakusya.
Jika sukses menyabet emas dari ganda campuran, itu menjadi emas kedua Aldila di SEA Games 2019 setelah emas di nomor tunggal putri.