Bagikan:

JAKARTA - Klub bola basket NBA Minnesota Timberwolves dan pusat pendidikan medis Mayo Clinic, Rochester, Minnesota mengadakan studi terkait antibodi COVID-19. Tim-tim NBA bakal dilibatkan.

Melansir ESPN, Kamis, 21 Mei, Dr. Robby Sikka, ahli obat dan teknologi yang dipekerjakan Timberwolves sejak 2019 untuk optimalisasi kesehatan pemain mereka, dipercaya bakal memimpin studi tersebut.

Studi itu bertujuan untuk mengetahui persentase pemain, pelatih, eksekutif serta staf tim-tim NBA yang sudah memiliki antibodi terhadap virus corona.

"Kami mempelajari penyakit ini. Dalam dua bulan terakhir banyak yang kami pelajari," kata Sikka.

"Jika dalam dua bulan ke depan, kami mempelajari lebih lanjut, memitigasi risikonya, maka kita semua akan bergerak lebih cepat mengetahui kapan waktu yang cukup aman untuk kembali bertanding," tambah dia.

Tim-tim NBA belakangan mulai membuka fasilitas latihan mereka, tetapi jajaran petinggi liga masih terus mencari cara paling aman untuk beraktivitas dan memitigasi risiko penularan di antara pemain dan pelatih.

Sebelumnya, pada pertengahan April, Universitas Stanford sudah menjalankan studi serupa di antara para pekerja di liga bisbol Amerika Serikat, Major League Baseball (MLB).

Studi itu menemukan hanya 0,7 persen dari populasi sampel tersebut yang sudah positif memiliki antibodi COVID-19.

Pandemi COVID-19 sudah memakan korban di kalangan pebasket NBA, termasuk ibu dari bintang Timberwolves Karl-Athony Towns, yang meninggal karena mengidap penyakit itu pada 13 April.

Sebelum ibunya meninggal, Towns mendonasikan 100 ribu dolar AS untuk membantu Sikka dan koleganya di Mayo Clinic menjalankan riset terkait COVID-19.

Studi yang dipimpin Sikka dan Timberwolves itu diharapkan bisa rampung pada Juni.