Bagikan:

YOGYAKARTA - Kejuaraan Renang Antar Sekolah dan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (KRASSI) 2025 kembali memecahkan rekor peserta. Tidak kurang ribuan atlet dari 283 sekolah dan kampus yang tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia mengikuti kejuaraan yang menjadikannya salah satu event renang terbesar di Tanah Air.

Kejuaraan yang digelar Pengkab Akuatik Sleman pada 13-15 Februari 2025 di kolam renang FIK UNY itu menjadi tolok ukur dan pematangan atlet renang. Karena itu siswa usia sekolah baik di level pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, mereka memanfaatkan untuk mengukur kemampuan. Selain itu, kejuaraan bergengsi ini menjadi ajang pembinaan atlet muda.

Pasalnya kejuaraan tersebut menghadirkan persaingan yang ketat karena KRASSI tahun ini diikuti 1.126 atlet dari 283 sekolah dan kampus di 18 provinsi. Dengan total 6.603 seri lomba, kejuaraan ini menjadi salah satu yang terbesar di Tanah Air. Terutama untuk kejuaraan usia muda yang digunakan untuk menjaring bibit-bibit bertalenta.

Hal itu pula yang dikatakan Ketua Panitia KRASSI 2025, Adam Rizkianto. Menurut dia kejuaraan bertujuan mencari bibit-bibit atlet baru serta memberikan motivasi bagi generasi muda dalam dunia olahraga renang.

"Kejuaraan ini sudah rutin digelar setiap tahun dengan dukungan Dispora Sleman. Ini menjadikan KRASSI sebagai agenda nasional. Kami juga berharap ke depan ada venue yang lebih representatif karena ketersediaan kolam renang di Jogja masih sangat terbatas," kata Adam di Yogyakarta, Kamis, 13 Februari 2025.

Kejuaraan yang berlangsung selama dua hari ini disambut dengan antusiasme luar biasa dari peserta. Selain prestise, pemenang terbaik dari kategori individu dan sekolah berhak mendapatkan hadiah sebesar jutaan rupiah.

Sistem pendaftaran yang digunakan cukup ketat, di mana peserta harus mendaftar melalui sekolah atau perguruan tinggi masing-masing. "Lomba ini terbuka untuk semua nomor dan sertifikat yang dikeluarkan bisa digunakan sebagai nilai tambah di bidang keolahragaan," ujar dia lagi.

Ketua Umum Pengda Akuatik DIY, Maryanto mengatakan KRASSI merupakan bagian dari kalender kejuaraan yang telah ditetapkan Pengda.

"Kami memiliki berbagai kejuaraan seperti tiga yang sudah level nasional, yakni Walikota Cup, Bupati Cup, dan KRASSI. Ini adalah agenda tetap yang sudah masuk dalam PB Akuatik. Jika ada pemecahan rekor, hasilnya langsung tercatat secara resmi," ujar Maryanto.

Salah satu keunggulan KRASSI adalah membuka peluang bagi atlet non-perkumpulan untuk berkompetisi, berbeda dengan kejuaraan lainnya yang biasanya hanya diikuti oleh atlet dari klub renang resmi.

"Dengan adanya kompetisi berjenjang seperti ini, atlet terlatih secara mental. Dulu, jika ada Kejurnas di luar DIY, kami hanya bisa mengirim 10 atlet. Sekarang, dengan kejuaraan di Yogyakarta, jumlah peserta dari DIY bisa jauh lebih banyak," kata Ketua Umum.

KRASSI juga menjadi referensi penting bagi pembinaan atlet usia muda. Banyak peserta yang sudah mengikuti kompetisi sejak usia 10 tahun hingga 17 tahun. Kami berharap kami bisa membina mereka sampai level Pekan Olahraga Nasional (PON) dan membawa nama DIY ke tingkat internasional," ujarnya.