Bagikan:

JAKARTA - AS Roma tampil habis-habisan dengan menaklukkan Lazio 2-0 di Derby della Capitale di kompetisi Serie A Italia di Stadion Olimpico, Senin, 6 Januari 2025 dini hari WIB. Kemenangan Roma diraih hanya dalam tempo 18 menit pertama.

Laga dari dua tim ibukota dengan kondisi yang sangat kontras. Lazio yang tetap tampil dengan kepercayaan diri kuat setelah bermain imbang 1-1 melawan Atalanta memang tengah on fire.

Setelah kalah telak 6-0 saat menjamu Inter Milan, Lazio langsung bangkit. Mereka menang 2-0 atas Lecce dan kemudian menahan Atalanta sehingga bisa nangkring di posisi empat. Lazio pun bertahan di zona Liga Champions.

Bagaimana dengan Roma? Rival satu kota ini sudah tiga kali berganti pelatih saat kompetisi baru setengah jalan. Ini menunjukkan bila Giallorossi menghadapi problem serius. Posisi tim di papan tengah menjadi bukti sahih bila Roma memang sedang bermasalah. Bahkan klub sampai harus meminta sang mantan pelatih, Claudio Ranieri, turun gunung.

Kembalinya Ranieri yang sesungguhnya sudah pensiun usai menangani Cagliari ternyata memberi harapan bagi Roma. Mereka secara perlahan menunjukkan kebangkitan dengan menyingkirkan tim Serie B Sampdoria di Coppa Italia.

Roma kemudian membantai Parma 5-0 dan menahan AC Milan 1-1. Puncaknya, Roma menghabisi Lazio dalam Derby di Roma. Kemenangan itu membawa I Lupi naik ke peringkat 10 dengan mengantungi poin 23. Lazio sendiri masih bertahan di peringkat empat dengan memiliki poin 35.

Di laga itu, kapten Lorenzo Pellegrini yang berada dalam tekanan untuk kali pertama sejak Oktober 2024 menjadi pilihan pertama. Pellegrini sudah menjadi sasaran tembak tifosi setelah Roma memberhentikan pelatih Daniele De Rossi. Fans menilai pemain yang dinilai sebagai penyebab menurunnya performa tim di awal musim.

Namun Ranieri kemudian kembali memberi kepercayaan kepada Pellegrini. Kepercayaan itu dibalas dengan gol yang membuka kemenangan Roma di menit 10.

Berawal dari assist Alexis Saelemaekers dan Pellegrini sempat mengecoh Nicolo Rovella sebelum melepaskan tendangan ke sudut atas gawang. Saat merayakan gol, Pellegrini yang sesungguhnya juga merupakan produk lokal ini menunjukkan emblem kub ke arah suporter.

Unggul 1-0, Roma kian agresif menekan lawan. Mereka tak butuh waktu lama untuk memperbesar keunggulan. Di menit 18, giliran Saelemaekers yang menaklukkan kiper Ivan Provedel.

Gol ini berawal dari umpan panjang kiper Mile Svilar yang disambut Artem Dovbyk dan kemudian diberikan kepada Paulo Dybala. Bola diberikan kepada Saelemaekers dan dari sudut yang sempit dia melepaskan tendangan ke gawang. Skor berubah menjadi 2-0 untuk Roma dan bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, Roma tetap bermain dengan tempo tinggi demi menekan Lazio. Hanya tidak ada gol yang tercipta. Sementara, Lazio juga kesulitan mencetak gol untuk memperkecil ketinggalan. Keunggulan dua gol Roma bertahan hingga laga usai.

Pelatih Ranieri menunjukkan kepuasannya atas kemenangan tersebut. Dirinya memberi alasan saat mengambil keputusan berani dengan menurunkan Pellegrini yang sempat membuat fans garis keras kecewa.

Namun fans akhirnya terdiam saat Pellegrini membobol gawang Lazio. Ini juga menjadi gol ketiga Pellegrini di derby.

"Pellegrini datang kepada saya dan kami banyak berdiskusi. Dari situ saya tahu dia sangat ingin menjadi kapten di derby," kata Ranieri yang dikutip Football Italia.

"Saya pun tak sabar menyaksikan dia saat keinginannya terwujud. Saat saya menurunkannya di laga melawan Milan, dia mengatakan tidak dalam kondisi terbaik. Jadi dia bermain di babak kedua. Tetapi kali ini saya meyakinkan bahwa dia bisa melakukannya. Saya pun mengatakan kalau dia bakal bermain," ucapnya.